Kamis 24 Feb 2022 08:45 WIB

Kelompok Separatis Minta Bantuan Militer ke Rusia

Bantuan ini bertujuan untuk mengusir agresi dari angkatan bersenjata Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Penjaga perbatasan Ukraina berdiri di sebuah pos pemeriksaan dari wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia ke wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Ukraina di Novotroitske, Ukraina timur, Senin, 21 Februari 2022. Kelompok separatis di Ukraina timur meminta bantuan kepada Rusia di tengah meningkatnya baki tembak dengan pasukan Ukraina.
Foto:

"Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina. Seperti yang telah saya jelaskan, kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah lebih lanjut jika invasi Rusia terus meningkat," kata Presiden AS Joe Biden.

Menurut Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), di wilayah Donetsk, terjadi 2.158 pelanggaran gencatan senjata, termasuk 1.100 ledakan selama akhir pekan. OSCE mengatakan bahwa, 1.073 pelanggaran gencatan senjata, termasuk 926 ledakan, juga tercatat di wilayah Luhansk.

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur sebagai wilayah yang merdeka. Putin juga menandatangani perjanjian yang relevan dengan para pemimpin separatis di Kremlin.

Langkah Putin ini mendapatkan kutukan  keras dari Amerika Serikat, Inggris, PBB, Turki, dan beberapa negara Eropa lainnya. Presiden Putin memerintahkan pengerahan pasukan ke Donetsk dan Luhansk. Seorang saksi mata Reuters melihat sekelompok besar perangkat keras militer bergerak melalui kota Donetsk. Pergerakan ini terjadi setelah Putin mengatakan kepada Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke Donetsk dan Luhansk untuk menjaga perdamaian.

Langkah tersebut mengundang kecaman dan  sanksi baru dari AS dan Eropa. Daerah Donetsk dan Luhansk sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia. Dalam dekrit yang dikeluarkan oleh Putin, Rusia sekarang memiliki hak untuk membangun pangkalan militer di wilayah Donetsk dan Luhansk. Misi pasukan di kedua wilayah itu akan menjadi operasi penjaga perdamaian. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement