Kamis 03 Mar 2022 04:32 WIB

Warga Asing Terima Perlakuan Diskriminatif Saat Coba Tinggalkan Ukraina

Warga asing dilaporkan terima perlakuan diskriminatif saat coba tinggalkan Ukraina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang mencoba naik bus untuk meninggalkan Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.
Foto:

Kemudian, ketika kereta Kass berhenti selama 17 jam di perbatasan Polandia, penjaga kereta Ukraina membagikan roti dan sosis kepada penumpang. Tetapi mereka melewati Kass dan teman-teman Afrikanya. "Pada saat giliran kami, mereka melemparkan ujung roti basi kepada kami," kata Kass. Setelah menghabiskan lebih dari sepertiga hidupnya di Ukraina, dia merasa kecewa. "Itu adalah pengalaman yang traumatis," ungkapnya.

Kass, yang berprofesi sebagai penata rias, melarikan diri dengan tas kulit kecil bahkan tanpa satu kuas rias. Menurutnya, kembali ke kampung halamannya di Matadi di Pantai Atlantik Kongo bukanlah suatu pilihan. Dia akan pergi ke ibu kota Polandia, Warsawa, dan dari sana, mencoba pindah ke negara berbahasa Prancis di Eropa. 

Di Kharkiv, kliennya kebanyakan adalah mahasiswa Afrika. Merias wanita secara mewah untuk pernikahan adalah bagian favoritnya dari pekerjaan itu. "Aku ingin tahu di mana mereka sekarang. Saya harap mereka tetap bahagia. Saya berharap mereka keluar," katanya.

Crisis Media Center di Lviv enggan berkomentar mengenai hal itu. Anggota parlemen Ukraina Lesia Vasylenko membantah warga Ukraina diberi perlakuan istimewa. "Tidak ada jalur cepat," tweet-nya pada Senin, menggambarkan laporan penganiayaan sebagai berita palsu. 

Lebih dari 660 ribu orang telah meninggalkan Ukraina menuju Eropa sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari, menurut badan pengungsi PBB. Hingga 4 juta lebih dapat melarikan diri jika situasinya semakin memburuk, kata PBB, menciptakan krisis migran yang tidak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement