Kamis 03 Mar 2022 04:32 WIB

Warga Asing Terima Perlakuan Diskriminatif Saat Coba Tinggalkan Ukraina

Warga asing dilaporkan terima perlakuan diskriminatif saat coba tinggalkan Ukraina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang mencoba naik bus untuk meninggalkan Kyiv, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.
Foto:

"Orang Ukraina memperlakukan kami dengan baik karena mereka melihat kami sebagai uang," kata Ashraf Muslim, 23 tahun dari Maroko, yang duduk di tepi jalan bersama istrinya, Lina Kuretta yang merupakan mahasiswa kedokteran gigi.

Muslim berada di tahun terakhir gelar kedokterannya di kota Poltava, Ukraina tengah, di mana biaya kuliahnya 10 ribu dolar per tahun. "Saat kami menjadi tidak berguna bagi mereka, mereka mengubah kami menjadi gelandangan," katanya.

Muslim dan Kuretta menghabiskan 60 jam di mobil mereka di perbatasan memohon kepada pejabat Ukraina untuk mengizinkan mereka bergabung dengan barisan kendaraan yang keluar. Di dekatnya berdiri mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun Ahmed Mohamoud Abdullahi, yang mencoba menelepon orang tuanya di Somalia tanpa hasil untuk memberi tahu mereka bahwa dia masih hidup.

Layar ponselnya pecah, akibat bentrokan pada malam sebelumnya dengan penjaga perbatasan Ukraina bersenjata. Dia tiba di Ukraina pada Desember lalu setelah proses visa yang sulit, dan baru saja menguasai bahasa ketika invasi dimulai. Begitu tiba di Polandia, orang-orang dengan paspor Ukraina dapat memanfaatkan akses bebas visa Kiev ke negara tetangga negara Uni Eropa, kebijakan yang berlaku sejak 2017.

 

Penjaga perbatasan Polandia mengatakan pihaknya menyambut semua pengungsi dari Ukraina, terlepas dari kebangsaan mereka. Tetapi di stasiun kereta api di Przemysl, orang-orang Afrika dan Afghanistan dipaksa kembali ke jalur kereta yang menuju ke barat. "Sayangnya, Ukraina diprioritaskan," kata Oscar Broz, seorang sukarelawan Polandia berusia 30 tahun. Dia menyarankan warga asing untuk berpura-pura kehilangan paspor mereka untuk diizinkan naik kereta antar kota Polandia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement