Selasa 22 Mar 2022 22:05 WIB

Peraih Nobel Perdamaian Rusia Sumbangkan Medalinya untuk Pengungsi Ukraina

Medali Nobel Perdamaian akan dilelang demi mengumpulkan dana bagi pengungsi Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya / Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, Dmitry Muratov mengatakan akan menyumbangkan medali Nobelnya bagi pengungsi Ukraina.
Foto: AP/Niklas Halle'n/AFP Pool
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, Dmitry Muratov mengatakan akan menyumbangkan medali Nobelnya bagi pengungsi Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, Dmitry Muratov pada Selasa (22/3/2022) mengatakan, dia akan menyumbangkan medali Nobelnya bagi pengungsi Ukraina. Wartawan Rusia tersebut akan melelang medali Nobel Perdamaian miliknya untuk mengumpulkan dana bagi pengungsi Ukraina.

 

Baca Juga

Muratov adalah pemimpin redaksi surat kabar Novaya Gazeta. Pada awal Maret, surat kabar tersebut akan menghapus materi tentang tindakan militer Rusia di Ukraina dari situs webnya karena penyensoran. Tindakan ini diambil sebagai tanggapan atas ancaman penuntutan pidana terhadap jurnalis dan warga yang mengkritik pemerintah.

"Novaya Gazeta dan saya telah memutuskan untuk menyumbangkan Medali Hadiah Nobel Perdamaian 2021 ke Dana Pengungsi Ukraina," kata sebuah artikel yang diterbitkan dengan nama Muratov.  

"Sudah ada lebih dari 10 juta pengungsi. Saya meminta rumah lelang untuk menanggapi dan menyiapkan pelelangan penghargaan yang terkenal di dunia ini," kata Muratov menambahkan.

Muratov dan Novaya Gazeta dikenal kritis terhadap Kremlin. Moratov mengatakan, pemerintah Rusia perlu segera lima hal terkait operasi militer khusus di Ukraina. Lima hal tersebut yaitu, menghentikan pertempuran, pertukaran tahanan, serahkan jenazah kepada pihak berwenang, berikan koridor dan bantuan kemanusiaan, dan dukung pengungsi.

Muratov memenangkan penghargaan bersama Maria Ressa dari Filipina, yang merupakan salah satu pendiri situs berita Rappler. Tahun lalu, Ressa mendedikasikan hadiah Nobelnya untuk enam jurnalis surat kabar yang telah dibunuh karena pekerjaan mereka.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement