REPUBLIKA.CO.ID, LVIV — Pasukan Ukraina mengatakan mereka berhasil merebut kembali pinggir Ibukota Kiev yang strategis. Sementara serangan Rusia di Kota Mariupol semakin ganas, para warga yang berhasil keluar menceritakan pengeboman dan jenazah di jalan-jalan.
Pasukan Rusia terus mengepung Mariupol setelah pasukan dan rakyat Ukraina di kota pelabuhan itu menolak menyerah. Sementara serangan-serangan Kremlin di daerah Ukraina lainnya hanya maju sedikit atau tidak bergerak sama sekali, mereka terpukul taktik pukul-dan-lari rakyat Ukraina.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Selasa (22/3/2022) dini hari pasukan Ukraina memukul pasukan Ukraina dari Makariv, pinggir kota Kiev. Direbutnya kembali daerah itu mengizinkan pasukan Ukraina kembali menguasai jalan-jalan tol penting dan memblokir pasukan Rusia yang mengepung Kiev.
Namun Kementerian Pertahanan mengatakan pasukan Rusia yang bertempur untuk merebut Kiev berhasil mengusai pinggir-pinggir ibukota bagian barat laut seperti Bucha, Hostomel dan Irpin yang sudah dikepung sejak invasi dimulai bulan lalu. Pasukan Rusia tertahan di beberapa bagian Ukraina.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengkonsentrasikan serangan udara dan arteleri di kota-kota Ukraina dan warganya yang tinggal di sana. Menewaskan banyak orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.
Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Rusia meningkatkan serangan udara dalam dua hari terakhir. Dalam 24 jam terakhir Rusia menembakkan 300 serangan udara dan menembakan lebih dari 1.100 rudal ke Ukraina sejak invasi dimulai.
Presiden AS Joe Biden yang berkunjung ke Eropa pada pekan ini untuk bertemu sekutu di sana memperingatkan yang terburuk mungkin akan datang. "Putin membelakangi tembok," katanya.
"Ia tidak mengantisipasi besar atau kekuatan persatuan kami, dan semakin ia tertahan tembok, semakin buruk taktik yang mungkin yang ia gunakan," tambah Biden.
Biden kembali menuduh Putin menggunakan senjata kimia di Ukraina. Dalam pidatonya Senin (21/3/2022) malam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji para pejuang yang melawan Rusia.
"Tidak perlu mengorganisasi perlawanan, bagi rakyat Ukraina, resistensi bagian dari jiwa mereka," katanya.