Rabu 30 Mar 2022 00:55 WIB

Rwanda Bantah Dukung Pemberontak M23 di Kongo

Rwanda membantah tuduhan tentaranya mendukung pemberontak M23

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pasukan pemberontak M23.
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Pasukan pemberontak M23.

REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Rwanda membantah tuduhan tentaranya mendukung pemberontak M23 yang memerangi pemerintah Republik Demokratik Kongo. Kinshasa mengatakan tidak terlibat dalam "aktivitas pemberontakan" di negara tetangganya itu.

Pada Senin (28/3/2022) kemarin pertempuran besar terjadi di sebelah timur Kongo dan kemudian berlangsung sepanjang hari. Ketika anggota kelompok pemberontak M23 menyerang pos tentara di dekat perbatasan dengan Uganda dan Rwanda.

Kongo mengatakan pemberontak M23 didukung prajurit Rwanda. Dua orang anggotanya telah ditangkap. Dalam pernyataannya gubernur provinsi sebelah barat Rwanda Francois Habitegeko membantah tuduhan tersebut.

"Ini upaya memanipulasi opini dengan menampilkan dua individu yang ditahan dalam situasi yang tidak jelas lebih satu bulan lalu sebagai elemen-elemen yang ditangkap dalam pertempuran 28 Maret, " katanya, Selasa (29/3).

Perselisihan ini pecah menjelang pertemuan antara kepala negara Afrika Timur yang diperkirakan diakhiri masuknya Kongo ke pasar besar Komintas Afrika Timur. Kelompok dagang enam negara, Rwanda salah satu anggotanya.

Juru bicara Palang Merah Uganda Irene Nakasita mengatakan pada Senin kemarin sekitar 6.000 pengungsi menyeberang dari Kongo ke Uganda. "Mereka sudah dibawa ke pusat penerimaan di Kisoro di mana mereka akan diproses dan dibawa ke kamp pemukiman sementara pengungsi," kata Nakasita.

Kelompok M23 merebut banyak wilayah selama pemberontak 2012 dan 2013. Sebelum dipaksa pindah ke Uganda dan Rwanda oleh pasukan Kongo dan PBB.

Dalam beberapa tahun terakhir sudah ada upaya regional untuk membubarkan kelompok itu. Tapi pemimpin mengeluhkan lambatnya implementasi perjanjian damai dan menuduh pasukan Kongo mengobarkan perang.

Penyidik PBB sebelumnya menuduh Rwanda dan Uganda mendukung kelompok tersebut. Dua kelompok itu membantah tuduhan tersebut. Bulan November lalu pemberontak M23 meluncurkan di wilayah yang sama.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement