Ahad 03 Apr 2022 20:41 WIB

Menlu Yunani Pimpin Langsung Misi Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina

Etnis Yunani di Ukraina termasuk yang menjadi korban serangan invasi Rusia

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Barikade anti-tank ditempatkan di jalan sebagai persiapan untuk kemungkinan serangan Rusia, di Odessa, Ukraina, 24 Maret 2022. Etnis Yunani di Ukraina termasuk yang menjadi korban serangan invasi Rusia.
Foto: AP Photo/Petros Giannakouris
Barikade anti-tank ditempatkan di jalan sebagai persiapan untuk kemungkinan serangan Rusia, di Odessa, Ukraina, 24 Maret 2022. Etnis Yunani di Ukraina termasuk yang menjadi korban serangan invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Yunani Nikos Dendias akan mendarat di Odessa, Ukraina pada Ahad (3/4/2022) waktu setempat. Lawatannya ini bertujuan memimpin misi bantuan kemanusiaan ke kota pelabuhan selatan Ukraina.

Bantuan kemanusiaan akan diserahkan kepada pemerintah kota. "Dendias (62 tahun) juga berencana membentuk mekanisme yang berkelanjutan untuk mendistribusikan bantuan dari Yunani dan membuka kembali konsulat Yunani di kota itu," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Yunani.

Baca Juga

Bulan lalu, Dendias mengatakan dirinya berencana untuk memimpin misi bantuan kemanusiaan ke kota terkepung Mariupol. Di sana ribuan etnis Yunani tinggal.

Namun oleh karena pertempuran sengit masih terjadi di Mariupol, tujuan kemudian diubah menjadi Odessa. Pemerintah Yunani mencatat sedikitnya 10 etnis Yunani tewas dan beberapa terluka sejak Rusia mulai menyerang Mariupol.

Lebih dari 150 warga Yunani, awak kapal, dan etnis Yunani telah dievakuasi dari wilayah tersebut. Pasukan Ukraina telah merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Kiev pada Sabtu.

Ukraina mengeklaim kendali penuh atas wilayah ibu kota untuk pertama kalinya sejak Rusia melancarkan invasi. Rusia mengatakan penarikan pasukannya di dekat Kiev adalah isyarat niat baik dalam pembicaraan damai. Ukraina dan sekutunya mengatakan Rusia terpaksa mengalihkan fokusnya ke Ukraina timur setelah menderita kerugian besar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement