REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina mengatakan Rusia menembak pembangkit listrik tenaga panas dan air di bagian tengah dan barat negara itu dengan rudal dan drone. Serangan ini merupakan serangkaian serangan terbaru Rusia ke infrastruktur energi Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pembangkit tenaga listrik air dan Dnister yang berlokasi di Sungai Dnister yang mengalir melewati pemukiman Moldova, termasuk target serangan.
"Negara teroris Rusia berharap mengulang bencana ekologis di wilayah Kherson menyusul kehancuran Kakhova HPP (yang diledakan pasukan Rusia tahun lalu). Kali ini tidak hanya Ukraina, tapi Moldova juga beresiko," kata Zelenskyy di media sosial X, Jumat (29/3/2024).
Pekan lalu, Rusia juga menghantam bendungan terbesar Ukraina, DniproHES di selatan wilayah Zaporizhzhia, delapan kali dalam serangan masif di malam hari. "Kami mendesak mitra-mitra kami untuk merespons dengan cepat dan tegas terhadap kampanye pengeboman Rusia yang semakin intensif terhadap infrastruktur penting Ukraina," kata Zelenskyy dalam seruan untuk meningkatkan pertahanan udara.
Para pejabat regional mengatakan pasukan Rusia juga menyerang infrastruktur, di distrik Kamianske dekat kota Dnipro. Mereka menambahkan setidaknya satu orang terluka dalam serangan itu.
Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, mengatakan fasilitas-fasilitas pembangkit listrik di wilayah Dnipropetrovsk, Poltava dan Cherkasy juga diserang. "Fasilitas pembangkit listrik menjadi sasaran serangan drone dan rudal," kata Gelushchenko, di Facebook.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan fasilitas energi di enam wilayah rusak. "Sekali lagi, serangan itu ditujukan terhadap fasilitas pembangkit listrik dan sistem distribusinya," tambahnya.
Melalui aplikasi kirim-pesan Telegram operator jaringan listrik Ukrenergo mengatakan mereka harus menerapkan jadwal pemadaman listrik hingga malam hari di tiga wilayah - Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia, dan Kirovohrad.
Perusahaan listrik swasta terbesar Ukraina, DTEK, mengatakan tiga pembangkit listrik tenaga panasnya diserang pada hari Jumat, dan peralatannya rusak parah. "Serangan-serangan tersebut menghancurkan setengah dari kapasitas pembangkit DTEK yang ada. Lima dari enam pembangkit listrik DTEK yang beroperasi sebelum minggu ini sekarang mengalami kerusakan serius," kata perusahaan itu dalam pernyataannya.
DTEK menambahkan serangan-serangan Rusia terhadap fasilitas-fasilitas energi menjadi lebih "akurat dan terkonsentrasi". Militer Ukraina mengatakan angkatan udaranya menghancurkan 58 dari 60 drone tempur yang diluncurkan Rusia bersama dengan 26 dari 39 rudal dari berbagai jenis. Laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Stasiun televisi Ukraina mengatakan terdengar ledakan-ledakan di wilayah Ivano-Frankivsk dan Khmelnytskyi serta kota Dnipro ketika rudal-rudal jelajah Rusia terlihat di wilayah udara Ukraina. Distributor listrik Ukraina, Yasno, mengatakan pada pekan ini DTEK kehilangan sekitar setengah dari kapasitasnya akibat serangan rudal dan drone Rusia.
Perusahaan minyak dan gas Naftogaz BUMN Ukraina mengatakan fasilitasnya diserang pada Jumat (29/3/2024) pagi. "Serangan Rusia menargetkan fasilitas Naftogaz Group, tetapi tidak ada kerusakan serius," kata perusahaan tersebut dalam pernyataannya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.