REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Amerika Serikat (AS) melatih sekelompok kecil warga Ukraina untuk mengoperasikan drone pembunuh "Switchblade". Drone ini merupakan senjata yang dapat langsung mengenai target sasaran dan meledak saat terjadi benturan.
Warga Ukraina yang menjalani pelatihan Switchblade dan persenjataan lainnya, tiba di AS untuk program pendidikan militer reguler. Mereka tiba di AS sebelum Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
“Kami memanfaatkan kesempatan untuk memberi mereka beberapa pelatihan, terutama tentang UAV (drone) switchblade,” kata pejabat senior pertahanan AS.
Pejabat senior AS menolak untuk mengatakan lebih lanjut tentang pelatihan drone kepada warga Ukraina. Amerika Serikat menarik penasihat militernya dari Ukraina menjelang invasi Rusia. Washington berusaha menghindari konfrontasi militer antara pasukan AS dan Rusia, yang dapat meningkat menjadi perang lebih luas. Sebagai akibat dari penarikan itu, AS dan NATO telah membatasi penyediaan persenjataan ke Ukraina.
Drone Switchblades relatif mudah digunakan dan bisa sangat efektif dalam menyerang pasukan darat Rusia. Drone ini dibuat oleh AeroVironment Inc. Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Keamanan Internasional, Celeste Wallander, mengatakan, AS telah berkomitmen untuk mengirim 100 sistem Switchblade ke Ukraina.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Selasa (5/4/2022) mengatakan, Pentagon mengirim dua varian Switchblade ke Ukraina. Termasuk satu drone dengan hulu ledak anti-armor.
“Switchblade 600 dan 300 akan bergerak secepat mungkin,” kata Austin kepada Komite Angkatan Bersenjata di House of Representative.
Ukraina diharapkan dapat segera menggunakan 100 sistem drone pertama yang dikirim. “Saya yakin bahwa setelah mendapatkan set pertama Switchblade, akan ada permintaan langsung dari Ukraina untuk lebih,” kata Komandan Tertinggi AS di Eropa, Tod Wolters kepada Kongres pada 30 Maret.