"Sekarang ini Eropa merupakan mitra dagang Rusia yang terbesar dan juga merupakan pasar utama dari Rusia, sekitar 50 persen dari pendapatan Rusia berasal dari sana. Hal ini ternyata tidak mencegah Rusia untuk mengambil kebijakan menginvasi Ukraina," katanya.
Kemudian, poin penting berikutnya adalah bahwa konflik Rusia-Ukraina tersebut memberikan implikasi terhadap opini publik di kawasan Asia. "Saya melihat bahwa masih kuatnya kejengkelan atau ketidaksukaan terhadap perang, geopolitik Amerika Serikat dan Barat itu masih sangat kuat di banyak negara di Asia Pasifik," ujarnya.
Selanjutnya, Rizal menyebutkan bahwa konflik Rusia-Ukraina juga menimbulkan tren yang cukup mengkhawatirkan, yang membenarkan perang antara Rusia dan Ukraina sebagai instrumen yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. "Sudah jelas ini adalah invasi. Apa pun alasannya itu adalah pelanggaran yang sangat besar terhadap piagam PBB dan juga pelanggaran utama dalam prinsip-prinsip hubungan internasional. Pelanggaran atas kedaulatan sebuah negara yang merdeka," katanya menegaskan.
Selain itu, Rizal juga mengatakan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina semakin menegaskan adanya rivalitas yang cukup dominan di antara kekuatan-kekuatan besar di kawasan Asia Pasifik.