REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba, pada Kamis (21/4/2022) mengimbau Bulgaria sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE) untuk memberikan bantuan militer yang sangat dibutuhkan untuk membantu negaranya bertahan dari invasi Rusia. Bulgaria memang mengutuk invasi tersebut, namun koalisi empat partai yang berkuasa tetap terbelah mengenai pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina.
Selama ini, Bulgaria memilih untuk mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Bulgaria juga menampung lebih dari 90 ribu pengungsi Ukraina.
Kuleba tiba di negara Laut Hitam pada Selasa (19/4/2022). Dia mengatakan, masih belum ada jawaban yang jelas dari Bulgaria tentang bantuan militer.
"Cara terbaik untuk membawa perdamaian lebih dekat saat ini adalah dengan berdiri di samping Ukraina, tidak berdiri netral," kata Kuleba di parlemen Bulgaria pada pembukaan pameran foto yang menggambarkan perang di Ukraina, dilansir Arab News, Kamis (21/4/2022)
"Terkadang Anda harus membuat pilihan, Anda tidak bisa berada di antaranya, Anda tidak bisa cuma bicara panjang-lebar. Anda harus memihak dan Anda harus berpihak pada kebenaran. Jadi yang bisa saya katakan adalah sekarang saatnya untuk membuat pilihan," ujar Kuleba.
Di antara partai-partai koalisi, Demokrat Bulgaria mendukung pengiriman senjata dan amunisi, sementara Sosialis yang bersahabat dengan Rusia menentangnya. Partai PP tengah Perdana Menteri Kiril Petkov telah mengusulkan kompromi untuk mengirim bantuan teknis untuk tujuan pertahanan ke Ukraina.