Sabtu 14 May 2022 21:25 WIB

Tolak Vaksin, 4 Taruna Angkatan Udara AS Terancam tak Lulus

Empat taruna di Akademi Angkatan Udara AS menolak vaksin Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Empat taruna di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) terancam tidak lulus, karena telah menolak vaksin Covid-19.
Foto: AP/Nathan Posner
Empat taruna di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) terancam tidak lulus, karena telah menolak vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Empat taruna di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) terancam tidak lulus, karena telah menolak vaksin Covid-19. Pejabat Angkatan Udara mengatakan, para taruna itu mungkin diharuskan membayar ribuan dolar untuk biaya kuliah.

Angkatan Udara adalah satu-satunya akademi militer, yang menerapkan hukuman bagi taruna yang menolak divaksinasi Covid-19. Sementara  Angkatan Darat dan Angkatan Laut mengatakan, sampai sekarang, tidak ada senior mereka yang dicegah untuk lulus dari Akademi Militer AS di West Point, New York, atau Akademi Angkatan Laut di Annapolis, Maryland, karena menolak vaksin Covid-19.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin tahun lalu mewajibkan vaksinasi Covid-19 bagi anggota militer, termasuk mereka yang berada di akademi militer. Austin mengatakan, vaksin Covid-19 penting untuk menjaga kesiapan militer dan kesehatan pasukan.

Para pemimpin militer berpendapat bahwa, pasukan selama beberapa dekade mendapatkan 17 kali vaksin untuk menjaga kesehatan pasukan, terutama mereka yang ditempatkan di luar negeri. Siswa yang tiba di akademi militer mendapatkan suntikan vaksim pada hari pertama mereka, seperti vaksin campak, gondok, dan Rubella. Mereka secara rutin mendapatkan suntikan vaksin flu di musim gugur.

Juru bicara Angkatan Laut, Brian Maguire, mengatakan, masih ada waktu dua minggu bagi keempat taruna untuk berubah pikiran sampai kelulusan. Sehingga status mereka dapat berubah karena para taruna mempertimbangkan pilihan mereka.

Menurut Maguire, empat kadet  yang tidak disebutkan namanya telah mendapatkan pemberitahuan tentang konsekuensi, dan telah bertemu dengan pengawas akademi.  Selain keempatnya, ada dua junior, satu mahasiswa tahun kedua dan enam mahasiswa baru di akademi yang juga menolak vaksin Covid-19.

Akademi militer selama bertahun-tahun telah mengharuskan siswa dalam keadaan tertentu untuk membayar biaya sekolah, jika mereka dikeluarkan pada tahun pertama atau tahun terakhir mereka. Seringkali hal itu melibatkan siswa dengan masalah disiplin atau masalah serupa.  Biayanya bisa mencapai 200 ribu dolar AS atau lebih, dan keputusan akhir tentang pembayaran dibuat oleh sekretaris Angkatan Laut.

Di seluruh militer, mulai dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Korps Marinir telah memberhentikan hampir 4.000 anggota dinas aktif karena menolak vaksin Covid-19.  Menurut data terbaru yang dirilis oleh layanan militer, lebih dari 2.100 Marinir, 900 pelaut, 500 tentara Angkatan Darat dan 360 penerbang telah dikeluarkan dari militer. Sementara setidaknya 50 anggota diberhentikan selama pelatihan entry level, sebelum mereka pindah ke dinas aktif.

Bulan lalu, seorang hakim federal di Texas melarang Angkatan Laut mengambil tindakan terhadap pelaut yang keberatan divaksinasi dengan alasan agama. Hakim Distrik AS, Reed O'Connor, pada Januari mengeluarkan perintah awal yang mencegah Angkatan Laut mendisiplinkan atau memberhentikan 35 pelaut yang menggugat kebijakan vaksin Covid-19.  Pada April, O'Connor setuju bahwa kasus tersebut dapat diajukan sebagai gugatan class action dan mengeluarkan perintah pendahuluan yang mencakup sekitar 4.000 pelaut, yang keberatan divaksinasi dengan alasan agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement