Rabu 25 May 2022 04:36 WIB

Angkatan Udara Rusia dan China Gelar Latihan Bersama di Kawasan Asia-Pasifik

Patroli bersama berlangsung 13 jam di atas laut Jepang dan China Timur.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pesawat militer Rusia dan China melakukan latihan bersama untuk berpatroli di kawasan Asia-Pasifik. Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (24/5/2022), mengatakan, patroli bersama berlangsung 13 jam di atas laut Jepang dan China Timur.
Foto: EPA-EFE/TAIWAN MINISTRY OF DEFENSE
Pesawat militer Rusia dan China melakukan latihan bersama untuk berpatroli di kawasan Asia-Pasifik. Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (24/5/2022), mengatakan, patroli bersama berlangsung 13 jam di atas laut Jepang dan China Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pesawat militer Rusia dan China melakukan latihan bersama untuk berpatroli di kawasan Asia-Pasifik. Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (24/5/2022), mengatakan, patroli bersama berlangsung 13 jam di atas laut Jepang dan China Timur.

Patroli tersebut melibatkan pembom strategis Tu-95 Rusia dan jet China, Xian H-6. Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi menyebut latihan itu sebagai provokasi. Sementara seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, patroli itu mengungkapkan kedalaman kerja sama kedua negara.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat dari angkatan udara Jepang dan Korea Selatan membayangi jet Rusia dan China ketika patroli. Jepang menerbangkan jet setelah pesawat tempur Rusia dan China mendekati wilayah udaranya. Kishi mengatakan, patroli itu berlangsung ketika Tokyo menjadi tuan rumah bagi pertemuan para pemimpin kelompok negara Quad yang terdiri dari Jepang, Amerika Serikat, India, dan Australia.

"Tokyo menyampaikan keprihatinan besar kepada Rusia dan China melalui saluran diplomatik," kata Kishi.

Kishi mencirikan insiden itu sebagai kemungkinan provokasi oleh Beijing dan Moskow ketika Presiden Joe Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi dan pemimpin Australia yang baru terpilih, Anthony Albanese, bertemu di Tokyo. Kishi menambahkan, patroli Rusia dan China di Asia-Pasifik ini adalah yang keempat sejak November.

"Kami percaya fakta bahwa tindakan ini diambil selama pertemuan tingkat tinggi Quad, sehingga membuatnya lebih provokatif daripada di masa lalu," kata Kishi.

Kementerian Pertahanan China mengkonfirmasi patroli udara bersama Rusia di atas Laut Jepang, Laut China Timur dan Pasifik Barat. China menyebut patroli sebagai bagian dari latihan militer tahunan. Menurut seorang pejabat AS, langkah itu menandai latihan militer bersama pertama China dan Rusia, sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

"Latihan pembom strategis bersama menunjukkan kedalaman keselarasan kedua negara. Kami pikir itu menunjukkan bahwa China terus bersedia untuk menyelaraskan diri dengan Rusia, termasuk melalui kerja sama militer," kata seorang pejabat senior pemerintah AS.   

Pejabat itu menambahkan bahwa, tindakan tersebut pasti telah direncanakan dengan baik sebelumnya. "China tidak akan meninggalkan Rusia. Sebaliknya, latihan tersebut menunjukkan bahwa China siap membantu Rusia mempertahankan wilayah timurnya, sementara Rusia berperang di wilayah baratnya," kata pejabat yang berbicara dengan syarat anonim tersebut.

Militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya mengerahkan jet tempur setelah setidaknya empat pesawat tempur China dan empat pesawat Rusia memasuki zona pertahanan udaranya. Menurut kepala staf gabungan Korea Selatan, pesawat Rusia dan China memasuki dan meninggalkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (Korea ADIZ) di Laut Jepang, yang dikenal di Korea sebagai Laut Timur, beberapa kali sepanjang hari.

Baca juga : AS Bahas Pembelian Minyak Rusia dengan India

"Pesawat yang terdiri dari jet tempur dan pembom dari masing-masing pihak, tidak melanggar wilayah udara Korea Selatan," kata kepala staf gabungan Korea Selatan.

Sumber militer di Seoul mengatakan, Korea Selatan tidak memiliki peringatan tentang latihan tersebut. Ketika melihat bahwa pesawat itu tampak menuju ke zona pertahanan, Seoul langaung menggunakan hotline untuk memperingatkan China dan Rusia. Ketika itu China menjawab bahwa, patroli tersebut adalah latihan rutin, sementara tidak ada tanggapan dari Rusia.

Zona identifikasi pertahanan udara biasanya merupakan area di mana negara-negara dapat secara sepihak menuntut agar pesawat asing mengambil langkah-langkah khusus, untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri, tanpa undang-undang internasional yang mengatur ADIZ.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement