REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon memperingatkan tindakan agresif Israel di perairan yang disengketakan untuk mengembangkan energi lepas pantai. Kecaman tersebut muncul setelah sebuah kapal tiba di lepas pantai untuk memproduksi gas bagi Israel.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, setiap aktivitas di daerah yang disengketakan akan menjadi tindakan agresi dan provokasi. Dia meminta Komando Angkatan Darat memberikan data yang akurat dan resmi untuk mengatasi masalah tersebut.
"Negosiasi untuk menggambarkan perbatasan laut selatan terus berlanjut, dan setiap tindakan atau kegiatan di daerah yang disengketakan merupakan provokasi dan tindakan agresif," ujar Aoun.
Kapal penyimpanan dan produksi gas alam Israel tiba di lepas pantai. Kapal itu dioperasikan oleh Energean yang berbasis di London. Israel mengatakan, kapal tersebut beroperasi di dalam zona ekonomi eksklusif bukan di perairan yang disengketakan.
Sejauh ini, tidak ada tanggapan langsung dari pemerintah Israel atas pernyataan Aoun. Menteri Energi Israel, Karine Elharrar menyambut baik kedatangan kapal itu. “Kami akan terus bekerja untuk mendiversifikasi pasar energi dan menjaga stabilitas dan keandalan,” ujat Elharrar.
Sementara Energean mengatakan, kapal penyimpanan dan pembongkaran produksi terapungnya tiba pada Ahad (5/6/2022) di ladang Karish, sekitar 80 km dari Kota Haifa atau di zona ekonomi eksklusif Israel. Perusahaan berencana untuk membawa pasokan energi tersebut pada kuartal ketiga.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati mengatakan, Israel melanggar batas kekayaan maritim Lebanon, dan memaksakan fait accompli di wilayah yang disengketakan. Dia menyebut tindakan Israel ini sangat berbahaya.
Amerika Serikat mulai menengahi pembicaraan tidak langsung antara Lebanon dan Israel pada tahun 2000, untuk menyelesaikan perselisihan jangka panjang yang telah menghalangi eksplorasi energi di Mediterania timur.
Sementara, kelompok bersenjata Hizbullah sebelumnya telah memperingatkan Israel, agar tidak melakukan pengeboran minyak dan gas di daerah yang disengketakan sampai masalah tersebut diselesaikan. Hizbullah akan mengambil tindakan jika Israel nekat melakukan pengeboran minyak dan gas.
Israel dan Lebanon telah membuat klaim di PBB mengenai perbatasan laut mereka. Lebanon mengatakan, perbatasan perairannya memotong ke laut pada sudut lebih jauh ke selatan. Sementara Israel mengklaim batas perairannya membentang lebih jauh ke utara, sehingga menciptakan segitiga perairan yang disengketakan.