REPUBLIKA.CO.ID, KIEV - Pasukan Rusia meledakkan jembatan yang menghubungkan kota Sievierodonetsk ke kota lain. Ledakan ini memotong rute evakuasi bagi warga sipil.
Sievierodonetsk telah menjadi pusat pertempuran untuk menguasai wilayah Donbas timur Ukraina. Beberapa bagian kota telah hancur dalam beberapa pertempuran paling berdarah sejak Kremlin melancarkan invasi pada 24 Februari.
"Tujuan taktis utama dari penjajah tidak berubah: mereka menekan di Sievierodonetsk, pertempuran sengit sedang berlangsung di sana yang secara harfiah untuk setiap meter," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Ahad (12/6/2022) malam.
Ia menekankan bahwa militer Rusia sedang mencoba untuk mengerahkan pasukan cadangan ke Donbas. Zelenskiy mengatakan foto seorang anak berusia 12 tahun yang terluka dalam serangan Rusia sekarang menjadi wajah abadi Rusia di seluruh dunia. "Fakta-fakta ini akan menggarisbawahi cara Rusia dilihat oleh dunia," katanya.
"Bukan Peter the Great, bukan Lev Tolstoy, tetapi anak-anak terluka dan terbunuh dalam serangan Rusia," imbuhnya. Itu merujuk pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu yang membandingkan kampanye militer Moskow dengan penaklukan tanah oleh kaisar Rusia Peter the Great pada abad ke-18. diselenggarakan oleh Swedia.
Menurut Gubernur provinsi Luhansk, Serhiy Gaidai, pasukan Ukraina dan Rusia masih bertempur di jalan-jalan kota Sievierodonetsk pada Ahad. Pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar kota tetapi pasukan Ukraina tetap menguasai kawasan industri dan pabrik kimia Azot tempat ratusan warga sipil berlindung.
"Sekitar 500 warga sipil tetap berada di wilayah pabrik Azot di Sievierodonetsk, 40 di antaranya adalah anak-anak. Terkadang militer berhasil mengevakuasi seseorang," kata Gaidai.
"Kendati begitu Rusia telah menghancurkan sebuah jembatan di atas Sungai Donets Siverskyi yang menghubungkan Sievierodonetsk dengan kota kembarnya Lysychansk," imbuhnya.
Yang tersisa hanya satu dari tiga jembatan yang masih membentang. "Jika setelah penembakan baru, jembatan itu runtuh, kota itu akan benar-benar terputus. Tidak akan ada cara untuk meninggalkan Sievierodonetsk dengan kendaraan," kata Gaidai.
Ia mencatat tidak adanya perjanjian gencatan senjata dan tidak ada koridor evakuasi yang disepakati. Di Lysychansk, penembakan Rusia menewaskan seorang anak berusia enam tahun, kata Gaidai.