REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengumumkan pada Selasa malam (15/6/2022) bahwa mereka telah menambahkan 19 individu dan entitas Yaman ke daftar terorisnya.
Delapan warga Yaman dan 11 entitas terdaftar atas keterlibatan dalam memfasilitasi kegiatan keuangan kelompok pemberontak Houthi Yaman.
Sementara lainnya dituduh bekerja sama dengan kelompok teroris Al-Qaeda dan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, menurut Kepresidenan Keamanan Arab Saudi.
Saudi juga melakukan pembekuan semua aset atas nama individu dan entitas dan melarang berurusan dengan mereka atau melakukan aktivitas yang menuntungkan mereka.
Riyadh juga menuduh individu dan entitas ini menyediakan senjata kepada Houthi dan memfasilitasi penyelundupan uang dan minyak ke sana.
Kepresidenan Keamanan Negara mengatakan "akan terus bekerja menghentikan pengaruh milisi teroris Houthi.
Pada 7 Juni, Arab Saudi, negara-negara Teluk lainnya, dan AS menambahkan 16 individu dan entitas ke daftar teroris mereka, beberapa di antaranya terkait dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Daesh/ISIS, dan kelompok teroris Boko Haram di Nigeria.
Yaman telah terjebak perang selama lebih dari tujuh tahun ketika pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi militer Arab pimpinan Saudi melawan kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran. Houthi telah menguasai beberapa wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, sejak September 2014.