REPUBLIKA.CO.ID, KIEV --- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menawarkan program pelatihan militer bagi pasukan Ukraina. Tawaran ini disampaikan Johnson pada Jumat (17/6/2022), saat bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy di Kiev.
Johnson melakukan perjalanan keduanya ke Ibu Kota Ukraina, Kiev sejak invasi Rusia. Dalam kunjungan tersebut, Johnson menawarkan untuk meluncurkan operasi pelatihan besar bagi pasukan Ukraina, dengan potensi untuk melatih hingga 10 ribu tentara setiap 120 hari.
"Saya telah menawarkan kepada Presiden Zelenskyy program pelatihan militer baru yang dapat mengubah perang ini dengan memanfaatkan kekuatan paling kuat, yaitu tekad Ukraina untuk menang," ujar Johnson.
Kantor Johnson mengatakan, program latihan tersebut akan melatih pasukan Ukraina di luar negeri. Setiap tentara akan menghabiskan tiga pekan untuk mempelajari keterampilan pertempuran di garis depan, serta pelatihan medis dasar, keamanan siber, dan taktik kontra peledak.
Perjalanan diam-diam Johnson ke Kiev, semakin menegaskan dukungan Inggris untuk Ukraina sejak invasi Rusia. Perjalanan itu juga dilakukan sehari setelah para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, dan Rumania melakukan perjalanan ke Kiev, serta pengesahan status kandidat Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
"Ini telah membuktikan bahwa dukungan Inggris Raya untuk Ukraina sangat tegas. Senang melihat teman baik negara kita Boris Johnson datang ke Kiev lagi," kata Zelenskyy.
Zelenskyy dan Johnson membahas situasi di garis depan dan kebutuhan untuk meningkatkan pasokan senjata berat, serta membangun pertahanan udara Ukraina. "Kami memiliki visi bersama tentang bagaimana bergerak menuju kemenangan karena itulah yang dibutuhkan Ukraina, kemenangan negara kami," kata Zelenskyy.
Zelenskyy dan Johnson meletakkan karangan bunga di sebuah tugu peringatan untuk mengenang tentara Ukraina yang terbunuh. Johnson juga meninjau perangkat keras militer Rusia yang hancur dan diletakkan di alun-alun pusat.
Johnson, yang menghadapi tekanan politik di dalam negeri. Namun dia semakin populer di Ukraina, karena Inggris telah mengalirkan dukungan militer dan politik ke Kiev selama invasi Rusia. Salah satu kafe di Kiev menjual makanan penutup yang terbuat dari apel dan diberi nama Borys Dzhonsonyuk, yaitu nama perdana menteri Inggris versi Ukraina.