Ahad 19 Jun 2022 07:15 WIB

WHO Hapus Perbedaan Negara Endemik dan Nonendemik dalam Kasus Cacar Monyet

Kasus dan dugaan kasus cacar monyet kini tersebar di 42 negara, mayoritas di Eropa.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo.  Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika, namun belakangan menyebar ke 42 negara, mayoritas Eropa.
Foto:

Ghebreyesus mengungkapkan, WHO akan mengumumkan daftar nama baru untuk virus dan penyakit cacar monyet sesegera mungkin. Pengumuman itu muncul kurang dari sepekan setelah lebih dari 30 ilmuwan internasional menulis dalam sebuah makalah bahwa ada kebutuhan mendesak untuk "nomenklatur non-diskriminatif dan non-stigma" bagi virus cacar monyet.

Saat ini, WHO mencantumkan dua jenis clades (virus penyebab cacar monyet) di situs webnya, yakni clade Afrika Barat dan clade Kongo Basin (Afrika Tengah). Dalam makalahnya, para ilmuwan internasional mengatakan, seperti banyak label geografis sebelumnya tentang penyakit menular berdasarkan lokasi pendeteksian pertama dan hal itu bisa menyesatkan dan tidak akurat.

photo
Asal usul cacar monyet. - (Republika)

Dalam proposal mereka, para ilmuwan mengusulkan klasifikasi baru cacar monyet yang selaras dengan praktik terbaik dalam penamaan penyakit menular. Tujuannya agar "meminimalkan dampak negatif yang tidak perlu pada negara, wilayah geografis, ekonomi, dan manusia, serta mempertimbangkan evolusi dan penyebaran virus".

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement