REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) pada Selasa (28/6/2022) mengatakan, penerbangan pesawat Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan pekan lalu menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Jumat pekan lalu pesawat patroli maritim/anti-submarine P-8A terbang di atas jalur air sensitif di Selat Taiwan.
"Kapal dan pesawat Angkatan Laut AS secara rutin berinteraksi dengan kapal perang dan pesawat asing saat beroperasi di seluruh kawasan," kata Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan.
"Semua interaksi dengan pasukan militer asing selama transit itu konsisten dengan norma-norma internasional dan tidak berdampak pada operasi," katanya.
Pernyatan tersebut menambahkan, bahwa AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional, termasuk di dalam Selat Taiwan. "Transit pesawat di Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata pernyataan tersebut.
Penerbangan itu dilakukan setelah Taiwan mengerahkan pesawat tempur dua kali pekan lalu untuk memperingatkan dua serangan skala besar oleh angkatan udara Cina ke zona pertahanan udara Taiwan. Selat Taiwan sering mengalami ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Cina.
Bulan ini, China mengatakan memiliki kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksi atas Selat Taiwan. China menyebutnya klaim palsu ketika negara-negara tertentu menyebut Selat Taiwan sebagai 'perairan internasional'.
Baik AS dan Taiwan telah menolaknya. Keduanya mengatakan mereka menganggapnya sebagai perairan internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang kapal-kapal dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, telah berlayar melalui selat itu, yang tidak jarang memicu kemarahan China.