REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengaku tak dapat berkata apa-apa menanggapi kematian Shinzo Abe, yang dulu pernah menjabat posisinya selama dua periode, yakni pada 2012-2020. Kishida hanya menekankan bahwa pembunuhan Abe merupakan tindakan biadab dan tak bisa dimaafkan.
“Saya berdoa agar hidupnya (Abe) diselamatkan, tapi meskipun demikian, saya datang untuk mengetahui (kematiannya). Ini benar-benar disesalkan. Saya tak bisa berkata apa pun,” kata Kishida dengan raut emosional kepada awak media, Jumat (8/7/2022).
Abe meninggal akibat ditembak saat sedang berpidato di sebuah acara kampanye di wilayah Nara. “Selama periode pemilu ini, tindakan tercela dan biadab dilakukan merenggut nyawa mantan perdana menteri Abe. Ini tidak bisa dimaafkan. Kami mengutuknya sekali lagi dalam istilah yang paling keras,” ujar Kishida.
Baca juga : JK: Shinzo Abe Pemimpin Sangat Baik dan Sahabat Indonesia
Dia kembali mengingatkan bahwa Abe adalah tokoh yang menjabat perdana menteri terlama di Jepang, yakni selama sembilan tahun. Sebelum menjadi perdana menteri tahun 2012, Abe pernah mengisi posisi itu selama setahun, yakni pada 2006-2007.
“Dia membimbing negara dalam menghadapi situasi domestik dan internasional yang sulit lewat kepemimpinan serta kemampuan eksekutifnya yang luar biasa,” tuturnya.
Kendati terdapat insiden yang menewaskan Abe, Kishida mengungkapkan, pemilu di negaranya akan tetap berjalan dengan langkah-langkah penuh dan menyeluruh.
“Kita harus benar-benar membela pemilu yang bebas dan adil, yang merupakan dasar demokrasi. Kita akan melanjutkan kampanye pemilu besok seperti yang direncanakan dengan keyakinan kuat bahwa kami tidak akan pernah menyerah pada kekerasan,” ucapnya.
Kishida berasal dari partai yang sama dengan Abe, yakni Liberal Democratic Party (LDP). Shinzo Abe tewas ditembak saat tengah berpidato di sebuah acara kampanye di kota Nara. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.
Insiden penembakan terhadap Abe terjadi sekitar pukul 11:30 waktu setempat. Dia di tembak dari arah belakang. Menurut keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian dan video yang viral di media sosial, pelaku melepaskan dua kali tembakan.
Baca juga : Abe Ditembak Mati, JK: Asia Kehilangan Tokoh Besar
TBS Television melaporkan, Abe tertembak di bagian dada sebelah kiri dan tampaknya juga di leher. Abe tersungkur setelah penembakan dan dievakuasi ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter atau ambulans udara dalam keadaan kritis.
Menurut seorang dokter yang menanganinya, Abe kehabisan darah akibat dua luka dalam yang dialaminya. Dia sudah tak menunjukkan tanda-tanda vital ketika tiba di rumah sakit. Abe akhirnya dilaporkan meninggal sekitar pukul 17:03 waktu setempat.
Sementara itu, pelaku penembakan segera disergap personel polisi sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Abe. Pelaku teridentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, pria berusia 41 tahun. Polisi turut mengamankan senjata seperti shotgun rakitan yang digunakan Yamagami.
Menurut laporan Fuji TV, Yamagami adalah penduduk Nara. Dia merupakan mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang juga dikenal sebagai Angkatan Laut Jepang. Fuji TV mengonfirmasi bahwa senjata yang digunakan Yamagami adalah rakitan.
NHK, dalam laporannya mengungkapkan, kepada tim penyidik Yamagami mengakui bahwa dia tidak senang dengan Abe. Saat melakukan aksinya, Yamagami memang berniat membunuh mantan perdana menteri Jepang dua periode, yakni pada 2012-2020.
Baca juga : In Picture: Wajah Tersangka Penembak Mantan PM Jepang Shinzo Abe