Sabtu 09 Jul 2022 17:50 WIB

China Keluarkan Peringatan Keamanan Usai Kasus Pencurian Data Terbesar

Peretas menjual data curian dari satu miliar warga China.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Peretas (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Peretas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping mendesak badan-badan publik untuk mempertahankan keamanan informasi. Langkah tersebut dilakukan setelah peretas menjual data curian dari satu miliar warga China.

Dalam sebuah iklan di forum kriminal yang sudah dihapus, peretas mengatakan data yang dicuri berasal dari Kepolisian Nasional Shanghai. Peretas mengklaim data meliputi nama, alamat, nomor identitas, dan nomor ponsel.

Baca Juga

Pakar keamanan siber memverifikasi setidaknya sejumlah sampel kecil dari data yang dijual adalah nyata. Data sebesar 23 terabyte dianggap sebagai penjualan data terbesar yang pernah tercatat dlaam sejarah dan dijual seharga 200 ribu dolar AS. Tidak ada pejabat China yang menanggapinya, termasuk Presiden Xi yang tidak merujuk langsung ke kasus itu.

Namun, menurut South China Morning Post, presiden telah meminta badan publik di China untuk mempertahankan keamanan informasi demi melindungi informasi pribadi, privasi, dan informasi rahasia perusahaan. Langkah itu dilakukan untuk memastikan orang merasa aman saat mengirimkan data kepada layanan publik.

Dilansir BBC, Sabtu (9/7/2022), pada Jumat, peretas yang diketahui bernama ChinaDan mengunggah postingan. “Pengguna China yang terhormat, selamat datang di forum kami. Kemungkinan besar Anda datang ke sini karena kebocoran database kepolisian Shanghai. Perlu diketahui, data tidak lagi dijual dan postingan yang terkait dengan topik ini telah dihapus,” katanya.

Administrator situs web kemudian menambahkan mereka memiliki banyak database China yang serupa dan berkualitas tinggi untuk dijual. “Kami tidak berada di China dan kami bukan orang China. Jadi, kami tidak harus mematuhi hukum China,” ujarnya.

CEO Forensic Pathways Deb Leary percaya data tersebut mungkin telah dijual kepada penawar tinggi. “Menarik dan tidak terduga bahwa forum peretas menggunakan insiden tersebut sebagai cara untuk mempromosikan diri mereka sebagai tujuan utama. Mereka tampaknya tidak khawatir akan membuat marah pihak berwenang China,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement