Senin 11 Jul 2022 11:25 WIB

Partai Abe Diprediksi Raih Kemenangan dalam Pemilihan Parlemen

Shinzo Abe sangat berpengaruh di Partai Demokrat Liberal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Orang-orang berdoa di tugu peringatan darurat di dekat lokasi di mana mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak mati saat menyampaikan pidatonya untuk mendukung kandidat Partai Demokrat Liberal selama kampanye pemilihan hari Jumat di Nara, Sabtu, 9 Juli 2022.
Foto: Kyodo News via AP
Orang-orang berdoa di tugu peringatan darurat di dekat lokasi di mana mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak mati saat menyampaikan pidatonya untuk mendukung kandidat Partai Demokrat Liberal selama kampanye pemilihan hari Jumat di Nara, Sabtu, 9 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Warga Jepang pergi ke tempat pemungutan suara di bawah bayang-bayang pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Usai kehilangan tokoh penting, Partai Demokrat Liberal (LDP) tampaknya akan meraih kemenangan besar dalam pemilihan pada Ahad (10/7/2022).

Sementara survei media telah memperkirakan kemenangan besar bagi LDP yang memerintah di tengah oposisi yang retak dan lemah. Sebuah gelombang suara simpati dari pembunuhan Abe bisa membawa kemenangan yang lebih besar daripada tujuan sederhana Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk memenangkan kursi mayoritas majelis tinggi Parlemen.

Ketika orang-orang menyalurkan hak suara, polisi di Jepang barat mengirim tersangka pembunuh ke kantor kejaksaan setempat untuk penyelidikan lebih lanjut. Sehari sebelumnya seorang pejabat tinggi polisi regional mengakui kemungkinan penyimpangan keamanan yang memungkinkan penyerang begitu dekat dan menembakkan peluru ke mantan pemimpin Jepang yang masih berpengaruh itu.

Setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2020, Abe sangat berpengaruh di LDP dan memimpin faksi terbesarnya, Seiwakai. Ketidakhadirannya dapat mengubah keseimbangan kekuasaan di partai yang memerintah hampir tanpa henti pascaperang sejak pendirian pemerintahan pada 1955.

"Ini bisa menjadi titik balik bagi LDP atas kebijakan yang memecah belah tentang kesetaraan gender, pernikahan sesama jenis dan isu-isu lain yang ditentang oleh kelompok ultra-konservatif yang didukung Abe dengan nilai-nilai keluarga paternalistik," ujar profesor manajemen krisis Nihon University Mitsuru Fukuda.

Pemilihan anggota parlemen kali ini pun memiliki makna baru. Semua pemimpin politik menekankan pentingnya kebebasan berbicara dan janji untuk tidak mundur ke dalam kekerasan terhadap demokrasi.

"Kami benar-benar menolak untuk membiarkan kekerasan menutup kebebasan berbicara," kata Kishida dalam rapat umum terakhirnya di kota utara Niigata pada Sabtu (9/7/2022).

"Kita harus menunjukkan bahwa demokrasi dan pemilu kita tidak akan mundur ke kekerasan," ujarnya.

Sikap diplomatik dan keamanan Jepang saat ini mungkin tidak berubah karena perubahan mendasar telah dilakukan oleh Abe. Pandangan ultra-nasionalisnya dan langkah-langkah kebijakan yang realistis membuatnya menjadi sosok yang kontroversi, termasuk masalah dalam sikap terhadap Korea dan China.

Abe mengundurkan diri dua tahun lalu dengan alasan kolitis ulserativa yang kambuh. Dia mengatakan menyesal meninggalkan banyak tujuannya yang belum selesai, termasuk masalah penculikan Jepang beberapa tahun lalu oleh Korea Utara, perselisihan teritorial dengan Rusia, dan revisi konstitusi Jepang yang menolak perang.

Abe dipersiapkan untuk mengikuti jejak kakeknya, mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi. Retorika politiknya sering berfokus pada menjadikan Jepang sebagai negara yang "normal" dan "indah" dengan militer yang lebih kuat melalui aliansi keamanan dengan Amerika Serikat dan peran yang lebih besar dalam urusan internasional.

Sosok Abe pun menjadi perdana menteri termuda Jepang pada 2006 di usia 52 tahun. Namun tugas pertamanya tiba-tiba berakhir setahun kemudian, akibat masalah kesehatannya dan mendorong enam tahun pergantian kepemimpinan.

Abe kembali menjabat pada 2012, bersumpah untuk merevitalisasi bangsa dan mengeluarkan ekonomi Jepang dari kelesuan deflasi dengan formula "Abenomics", yang menggabungkan stimulus fiskal, pelonggaran moneter, dan reformasi struktural. Dia memenangkan enam pemilihan nasional dan membangun cengkraman kuat pada kekuasaan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement