Diperkirakan 346 juta orang di Afrika menghadapi kerawanan pangan yang parah. sementara hampir 10 juta orang di Sudan dan 7 juta orang di Sudan Selatan sangat rawan pangan. Di Suriah, sebelum Ukraina didera konflik, 90 persen penduduknya sudah hidup dalam kemiskinan. Sekitar dua pertiga populasinya bergantung pada bantuan kemanusiaan. Sebanyak 55 persen dari mereka mengalami kerawanan pangan.
Setengah populasi Yaman yang berjumlah sekitar 8 juta orang juga mengalami kerawanan pangan akut. Sejak 2014 negara tersebut dilanda konflik. Di Afghanistan, harga tepung terigu naik 47 persen, sementara minyak goring 37 persen. Afghanistan mendapat persentase terbesar dari impor gandum dari negara tetangga Kazakhstan, yang telah memberlakukan pembatasan ekspor karena konflik di Ukraina.
Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa 47 juta orang tambahan akan menjadi rawan pangan pada 2022. Dengan demikian, jumlahnya secara global menjadi 811 juta orang. “Kami tetap berkomitmen untuk menanggapi keadaan darurat ini, tetapi kemanusiaan saja tidak dapat mengatasinya,” kata Mardini.
“Kita, komunitas global, perlu secara kolektif menggandakan upaya kami melalui tindakan yang disesuaikan. Tanggung jawab ada pada kita semua. Terlalu banyak nyawa, dan terlalu banyak penderitaan, yang dipertaruhkan,” ujar Mardini menambahkan.