REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyambut baik keputusan Arab Saudi membuka ruang udaranya pada semua maskapai sipil termasuk penerbangan dari dan ke Israel. Hal ini disampaikan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
"Keputusan ini membuka jalan bagi kawasan Timur Tengah yang lebih terintegrasi, stabil dan aman, yang mana sangat penting bagi keamanan dan kemakmuran Amerika Serikat dan rakyat Amerika, dan bagi keamanan dan kemakmuran Israel," kata Sullivan dalam pernyataannya, Kamis (14/7/2022).
Sebelumnya dilaporkan Otoritas Jenderal Penerbangan Sipil (GACA) mengatakan Arab Saudi memutuskan membuka ruang udaranya pada semua maskapai. Tapi maskapai-maskapai itu harus memenuhi syarat "otoritas untuk terbang."
Dalam pernyataan GACA mengatakan keputusan ini untuk melengkapi upaya yang bertujuan memperkokoh posisi Arab Saudi sebagai negara yang menghubungkan tiga benua. Serta untuk memperkuat konektivitas udara.
Sebelumnya seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Arab Saudi akan mengizinkan penerbangan tanpa batas pada maskapai Israel. Ia menambahkan kerajaan juga akan mengizinkan penerbangan charter langsung dari Israel bagi muslim yang ingin melakukan ibadah haji.
Pengumuman ini diperkirakan akan disampaikan saat Presiden AS Joe Biden tiba dalam kunjungannya ke Arab Saudi pekan ini. Biden fokus mengintegrasikan Israel ke wilayah Teluk yang lebih luas terutama Arab Saudi.
Arab Saudi mulai mengizinkan maskapai Israel terbang di atas wilayahnya dengan kebijakan koridor udara khusus bagi penerbangan dari dan ke Uni Emirat Arab dan Bahrain. Setelah kedua negara itu menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel.