Kamis 21 Jul 2022 20:30 WIB

Presiden Sri Lanka Baru Disumpah di Tengah Krisis Ekonomi Terburuk

Wickremesinghe mengajak warga Sri Lanka mencari jalan keluar dari krisis

 FILE- Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba untuk wawancara dengan The Associated Press di Kolombo, Sri Lanka, 11 Juni 2022. Anggota parlemen Sri Lanka memilih enam kali Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai presiden Rabu, menentang risiko pemungutan suara akan kembali- memicu gejolak di antara masyarakat yang marah dengan krisis ekonomi, kemanusiaan dan politik yang mengerikan di negara Asia Selatan itu.
Foto: AP/Eranga Jayawardena, File
FILE- Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba untuk wawancara dengan The Associated Press di Kolombo, Sri Lanka, 11 Juni 2022. Anggota parlemen Sri Lanka memilih enam kali Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai presiden Rabu, menentang risiko pemungutan suara akan kembali- memicu gejolak di antara masyarakat yang marah dengan krisis ekonomi, kemanusiaan dan politik yang mengerikan di negara Asia Selatan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Politisi veteran Ranil Wickremesinghe dilantik sebagai presiden baru Sri Lanka pada Kamis (21/7/2022), sehari setelah memenangi pemungutan suara di parlemen. Wickremesinghe mengajak rakyat negara kepulauan itu untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Perdana menteri enam kali itu menggantikan Gotabaya Rajapaksa yang melarikan diri dari Sri Lanka dan mengundurkan diri dari jabatannya pekan lalu setelah protes massal atas penanganan terhadap ekonomi. Upacara pengambilan sumpah dilakukan di parlemen, dan dipimpin oleh hakim agung negara itu.

Negara berpenduduk 22 juta orang telah lumpuh oleh krisis keuangan yang parah, dengan kekurangan mata uang asing yang menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok termasuk bahan bakar, makanan dan obat-obatan. Sri Lanka menerima pasokan solar baru selama akhir pekan, dan distributor utama yang dikelola negara, Ceylon Petroleum Corporation, akan memulai kembali penjualan di bawah sistem penjatahan baru mulai Kamis dan seterusnya, kata kementerian daya dan energi.

Gerakan protes yang mendorong Rajapaksa-- pejabat presiden pertama Sri Lanka pertama yang lengser-- sebagian besar tetap bungkam, meskipun Wickremesinghe tidak populer di antara beberapa kalangan penduduk. Hanya segelintir orang yang hadir di luar sekretariat presiden pada Kamis.

Awal bulan ini, bangunan era kolonial yang menjadi kantor presiden itu bersama rumah dinas presiden dan perdana menteri diserbu oleh lautan pengunjuk rasa. Tetapi beberapa orang telah bersumpah untuk berjuang melawan Wickremesinghe.

"Kami tidak akan menyerah karena apa yang dibutuhkan negara ini adalah perubahan sistem secara total," kata Pratibha Fernando, seorang pengunjuk rasa di sekretariat itu.

"Kami ingin menyingkirkan politisi korup ini, jadi itulah yang tengah kami lakukan".

Beberapa jam setelah memenangi pemungutan suara parlemen pada Rabu, Wickremesinghe tampak menjauhkan diri dari keluarga Rajapaksa yang berkuasa yang telah mendominasi politik di Sri Lanka selama beberapa dekade.

"Saya bukan teman keluarga Rajapaksa. Saya adalah teman rakyat," katanya kepada wartawan setelah berdoa di sebuah kuil Buddha di ibu kota Kolombo, kota perdagangan.

Wickremesinghe, yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri dan menteri keuangan di bawah Rajapaksa, telah berunding dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket talangan senilai hingga 3 miliar dolar AS (Rp45 triliun). Sri Lanka juga mencari bantuan dari India, China yang merupakan negara tetangga dan mitra internasional lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement