REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan kekecewaannya pada Presiden Iran Ebrahim Raisi karena lambatnya progres perundingan untuk membangkitkan perjanjian nuklir 2015. Hal ini disampaikan Elysee Palace pada Sabtu (23/7/2022).
Mulai Juni lalu Iran menyingkirkan peralatan pemantauan program nuklir yang dipasang berdasarkan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Dalam perjanjian itu Iran menghentikan program nuklirnya dengan syarat negara-negara besar mencabut sanksi mereka.
Pemimpin Prancis mendesak Raisi untuk membuat "pilihan yang jelas" agar kesepakatan tercapai. Elysee Palace mengatakan Macron meminta Teheran untuk mengimplementasikan komitmen Iran pada JCPOA.
Macron yakin masih ada kemungkinan akan terdapat hasil yang tercapai. Tapi, kata Presiden Prancis, itu Iran harus "secepatnya" mengimplementasikan komitmennya.
Macron juga meminta Iran membebaskan empat warga Prancis. Ia mengatakan mereka "ditawan dengan sewenang-wenang" di Iran.