REPUBLIKA.CO.ID., TUNIS -- Rakyat Tunisia mulai hari Senin (25/7/2022) memberikan suara dalam referendum mengenai konstitusi baru yang diajukan oleh Presiden Kais Saied.
Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 6 pagi waktu setempat dan menurut Otoritas Tinggi Independen untuk Pemilihan, lebih dari 9 juta orang terdaftar untuk ambil bagian,
Sementara itu, Saied menuding partai-partai --tanpa menyebut nama-- menciptakan krisis untuk melencengkan masyarakat dari persoalan riil di negara ini.
Dalam sebuah pernyataan, saat menuju tempat pemungutan suara di ibukota Tunis, Saied berjanji untuk meminta pertanggungjawaban pihak-pihak tersebut dan membawa mereka ke pengadilan.
Dia juga meminta rakyat Tunisia untuk memberikan suara pada konstitusi dan tidak meninggalkan Tunisia.
"Kita akan bersama-sama memulai sejarah baru berdasarkan tanggung jawab pejabat di depan rakyat yang memilihnya," kata Saied.
Sejak 25 Juli 2021, Tunisia telah mengalami krisis politik yang parah, ketika Saied memecat pemerintah dan membekukan parlemen.
Pasukan Tunisia menganggap tindakan ini sebagai "kudeta terhadap konstitusi," tetapi yang lain melihatnya sebagai "koreksi arah revolusi 2011," yang menggulingkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
Saied, yang memulai masa jabatan presiden lima tahun pada 2019, menganggap tindakannya perlu untuk "menyelamatkan negara dari bahaya yang segera terjadi."