REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Sekelompok anggota parlemen Jepang termasuk dua mantan menteri pertahanan bertemu dengan presiden Taiwan pada Kamis (28/7/2022). Ini merupakan kunjungan tingkat tinggi yang jarang terjadi untuk membahas keamanan regional.
Delegasi yang dipimpin oleh anggota parlemen dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba, mengatakan, mereka ingin mencapai kesepakatan dengan Taiwan tentang masalah pertahanan dan mempersiapkan potensi konflik di kawasan itu. Sementara, mereka juga berusaha untuk mencegah pecahnya konflik.
"Kita perlu berpikir ke depan tentang situasi seperti apa yang bisa terjadi, undang-undang dan perjanjian seperti apa yang harus kita siapkan, dan jenis persenjataan apa yang bisa kita gunakan. Kita perlu bekerja sama untuk mencapai konsensus tentang ini sebelum apa pun yang bisa terjadi," ujar Ishiba.
Ishiba mencatat, Jepang juga bekerja sama dengan AS untuk mencegah konflik di Indo-Pasifik. Ishiba mengatakan, sekutu pertahanan “tidak punya pilihan” selain bersiap.
Rombongan anggota parlemen Jepang disambut oleh Presiden Tsai Ing-wen. Mereka juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Su Tseng-chang, dan perwakilan dari Kementerian Pertahanan Taiwan.
“Menjaga Taiwan bukan hanya tentang menjaga kedaulatan. Karena dalam masalah keamanan strategis, Taiwan adalah garis pertahanan yang sangat penting dari rantai pulau pertama. Kami akan terus memperdalam kerja sama kami dengan Jepang dan mitra demokrasi lainnya untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik," ujar Tsai.
Ishiba didampingi oleh tiga anggota parlemen Jepang lainnya yaitu Yasukazu Hamada, Akihisa Nakashima dan Takayuki Shimizu. Mereka adalah anggota kelompok keamanan nasional lintas partai yang terdiri dari banyak orang yang pernah bertugas di lembaga pertahanan. Ishiba mengatakan Jepang memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan keamanan regional, pembangunan ekonomi dan supremasi hukum.
“Itu tidak bisa hanya pada tingkat pemikiran, hanya kata-kata yang diucapkan dari mulut seseorang. Jepang harus mengambil tanggung jawab nyata di kawasan Asia,” kata Ishiba.