REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah menjadi "perusak terbesar" stabilitas dan perdamaian regional di Selat Taiwan. Kunjungan Ketua House of Representative AS Nancy Pelosi ke Taiwan telah meningkatkan ketegangan Beijing dan Washington.
"Tindakan Pelosi telah membuktikan bahwa, beberapa politisi AS telah menjadi pembuat onar bagi hubungan China-AS," kata Wang, dilansir Anadolu Agency, Kamis (4/8/2022).
Wang menegaskan bahwa, reunifikasi Taiwan dengan China adalah sejarah yang tak terhindarkan. Wang mendesak AS agar tidak memanipulasi permainan geopolitik.
“Dimasukkannya pertanyaan Taiwan ke dalam strategi regional oleh AS, telah meningkatkan ketegangan dan memicu konfrontasi, bertentangan dengan tren pembangunan regional dan bertentangan dengan harapan orang-orang di Asia-Pasifik. Ini sangat berbahaya dan bodoh,” kata Wang.
China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri. Beijing telah bertekad untuk menyatukan kembali Taiwan dengan China daratan. Beijing tidak ragu menggunakan kekuatan maksimal untuk kembali merangkul Taiwan.
"Perjalanan Pelosi ke Taiwan sangat melanggar prinsip satu-China, melanggar kedaulatan China dan secara terang-terangan terlibat dalam provokasi politik," kata Wang.
Wang menuduh AS berusaha menghalangi penyatuan kembali wilayah China sepenuhnya. Wang menekankan bahwa, semuanya upaya AS tersebut akan sia-sia.
“AS seharusnya tidak bermimpi menghalangi reunifikasi China. Taiwan adalah bagian dari China. Penyatuan kembali China yang lengkap adalah tren zaman dan sejarah yang tak terhindarkan. Kami tidak akan meninggalkan ruang untuk pasukan 'kemerdekaan Taiwan' dan campur tangan eksternal," ujar Wang.
Wang menyebut, AS akan meninggalkan catatan yang lebih buruk tentang campur tangan kotor terkait urusan internal negara lain dalam sejarah. Dia mengatakan upaya AS untuk merusak pembangunan dan stabilitas China akan mengarah pada kegagalan total. Dia mendesak Washington untuk berhenti memainkan 'kartu Taiwan' dan mengganggu kawasan Asia-Pasifik.
“Pihak AS mengklaim bahwa China meningkatkan situasi, tetapi fakta dasarnya adalah bahwa AS pertama kali memprovokasi China pada pertanyaan Taiwan dan secara terang-terangan melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China,” ujar Wang.
Wang kembali menegaskan bahwa, Taiwan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah China. Oleh karena itu, persoalan Taiwan adalah murni urusan internal Beijing. Wang mengatakan, wajar jika China menjunjung tinggi integritas teritorial dan menentang pemisahan diri atas Taiwan.
"Berpegang teguh pada AS untuk mencari ‘kemerdekaan’ adalah jalan buntu," kata Wang memperingatkan Taiwan.