REPUBLIKA.CO.ID, GAZA STRIP - Kementerian Kesehatan Palestina mencatat kenaikan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza menjadi 41 jiwa hingga Ahad (7/8/2022) waktu setempat. Sebanyak 15 anak-anak dan empat wanita termasuk di antara para korban.
Melansir Anadolu Agency, Senin (8/7/2022), sekurangnya 311 orang terluka dalam serangan akhir pekan lalu itu. Kematian terjadi di tengah laporan bahwa mediator Mesir berhasil menengahi gencatan senjata di Gaza yang berlaku pada pukul 23.30 Ahad.
Israel dan kelompok militan Jihad Islam Palestina mengumumkan gencatan senjata. Keputusan yang ditengahi Mesir akan mengakhiri gejolak paling serius di perbatasan Gaza dalam lebih dari setahun.
Pasukan Israel menggempur sasaran Palestina sepanjang akhir pekan yang memicu serangan roket terhadap kota-kotanya. Namun serangan demi serangan berangsur berkurang pada saat gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 23.30.
Gencatan senjata diumumkan dalam pernyataan terpisah oleh Jihad Islam dan kemudian Israel, yang keduanya berterima kasih kepada Mesir karena menengahi gencatan senjata.
Selama akhir pekan lalu dari Jumat (5/8/2022), pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Jumat mengutip apa yang dikatakan tentara sebagai ancaman serangan oleh kelompok Jihad Islam. Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah Palestina menyusul penahanan Bassam al-Saadi, seorang pemimpin senior Jihad Islam dalam serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki awal pekan ini.
Tahun lalu, Mesir berhasil menengahi gencatan senjata untuk mengakhiri 11 hari serangan udara Israel di Gaza. Insiden saat itu menyebankan lebih dari 200 warga Palestina tewas dan ribuan terluka. Sekurangnya 13 warga Israel juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Gaza selama konflik.