Kamis 25 Aug 2022 16:55 WIB

Lebanon Selidiki Ancaman Pembunuhan di Kedutaan Saudi

Lebanon menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap Kedutaan Saudi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi pada Rabu (24/8/2022) meminta pasukan keamanan untuk menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap Kedutaan Saudi di Lebanon.
Foto: Reuters/VOA
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi pada Rabu (24/8/2022) meminta pasukan keamanan untuk menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap Kedutaan Saudi di Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi pada Rabu (24/8/2022) meminta pasukan keamanan untuk menyelidiki ancaman pembunuhan terhadap Kedutaan Saudi di Lebanon. Penyelidikan ini berlangsung setelah duta besar Arab Saudi untuk Lebanon membagikan rekaman yang berisi ancaman tersebut di Twitter.

"Penyelidikan ini diluncurkan berdasarkan keprihatinan terhadap kepentingan dan keamanan Lebanon, serta hubungan baik dengan negara-negara persaudaraan, terutama Kerajaan Arab Saudi," kata pernyataan Kementerian Dalam Negeri Lebanon.

Duta Besar Saudi Walid al-Bukhari membagikan rekaman suara seorang pria yang mengancamnya. Kementerian Dalam Negeri Lebanon meyakini pria itu sebagai warga negara Saudi yang tinggal di pinggiran selatan Beirut. Kementerian Dalam Negeri mengatakan, pria itu dicari oleh otoritas Saudi karena kejahatan teroris.

Dalam rekaman tersebut, pria itu mengatakan, jika sesuatu terjadi pada anggota keluarganya, maka semua staf di kedutaan tidak akan hidup. "Saya akan memusnahkan semua orang di kedutaan Saudi, semua orang yang terkait dengan kedutaan Saudi," ujarnya.

Kedutaan Besar Saudi di Lebanon tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Sementara pusat media pemerintah Saudi juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Beberapa pejabat Lebanon telah mencoba untuk meningkatkan hubungan dengan Arab Saudi, setelah bertahun-tahun menurun karena pengaruh yang berkembang di Lebanon terkait Hizbullah. Hizbullah adalahbsebuah kelompok yang diklasifikasikan oleh Riyadh dan Amerika Serikat (AS) sebagai kelompok teroris.

Hubungan kedua negara mencapai titik terendah tahun lalu ketika Arab Saudi melarang impor barang-barang Lebanon, karena kekhawatiran penyelundupan narkoba. Saudi kemudian memulangkan duta besarnya setelah komentar kritis dari seorang menteri pro-Hizbullah.

Awal tahun ini, Saudi kembali menempatkan duta besar di Beirut.  Arab Saudi menjanjikan dukungan keuangan terbatas untuk sektor kesehatan Lebanon bersama dengan Prancis, yang telah mempelopori upaya internasional untuk keterlibatan kembali Saudi dengan Lebanon.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement