REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Eks pemimpin Uni Soviet yang mengakhiri Perang Dingin, Mikhail Gorbachev meninggal dunia pada usia 91 tahun. Gorbachev yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 1985 yang memperkenalkan serangkaian reformasi di dalam negeri.
Namun, dia tidak dapat mencegah runtuhnya Uni Soviet secara perlahan. Sejumlah tokoh dunia memberikan penghormatan terhadap dirinya. Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan Gorbachev telah mengubah sejarah.
"Mikhail Gorbachev adalah negarawan yang unik. Dunia telah kehilangan pemimpin global yang multilateralis dan pendukung perdamaian yang tak kenal lelah,” tulis Guterres dalam sebuah penghormatan di Twitter.
Rumah sakit tempat dia meninggal mengatakan dia telah menderita penyakit yang lama dan serius. Dalam beberapa tahun terakhir kesehatannya menurun dan dia keluar masuk rumah sakit.
Pada bulan Juni, media internasional melaporkan dia dirawat di rumah sakit setelah menderita penyakit ginjal. Sampai sekarang penyebab kematiannya belum diumumkan.
Juru bicara Dmitry Peskov menyampaikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan belasungkawa terdalamnya setelah kematian Gorbachev. Sementara itu, Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen memujinya sebagai pemimpin tepercaya dan dihormati yang membuka jalan bagi Eropa yang bebas.
Dikutip BBC, Rabu (31/8/2022), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia mengagumi keberanian dan integritas Gorbachev. “Dalam masa agresi Putin di Ukraina, komitmennya yang tak kenal lelah untuk membuka masyarakat Soviet tetap menjadi contoh bagi kita semua," ucap dia.
Gorbachev menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis Soviet dan pemimpin de facto pada usia 54 tahun. Kala itu, dia adalah anggota termuda dari dewan penguasa yang dikenal sebagai Politbiro. Pendahulunya, Konstantin Chernenko, meninggal pada usia 73 tahun setelah lebih dari satu tahun menjabat.
Kebijakan glasnostnya atau keterbukaan, memungkinkan orang untuk mengkritik pemerintah dengan cara yang sebelumnya tidak terpikirkan. Secara internasional dia mencapai kesepakatan pengendalian senjata dengan Amerika Serikat (AS) dan menolak untuk campur tangan ketika negara-negara Eropa timur bangkit melawan penguasa Komunis mereka. Pada tahun 1990, dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. n meiliza laveda