Ahad 04 Sep 2022 07:50 WIB

Erdogan: Tanpa Turki, NATO Lemah

Erdogan bereaksi setelah NATO hapus cicitan tentang hari kemenangan Turki.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menjadi lemah tanpa adanya Turki. Pernyataan ini dikatakannya dalam wawancara setelah sholat Jumat di Istanbul, Jumat (2/9/2022).

"Tanpa Turki, NATO lemah," kata Erdogan menurut laporan media Turkiye, dilansir dari Middle East Monitor, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Erdogan mengomentari penghapusan cicitan Twitter NATO tentang Hari Kemenangan Turki (ditandai pada 30 Agustus) karena keluhan Yunani. “Pendekatan negatif Yunani terhadap NATO (dalam kaitannya dengan Turki) tidak melemahkan hubungan Turki-NATO,” kata Erdogan.

Dia menyataka, Yunani tidak memiliki nilai di NATO dan menambahkan, aliansinya kuat dengan Turki. Seperti diketahui, Turki adalah anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, telah mengeluhkan tindakan provokatif dan retorika berulang oleh Yunani di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Erdogan menyebut bahwa langkah-langkah tersebut menggagalkan upaya iKtikad baik untuk perdamaian.

Pada Selasa lalu, komando darat NATO, LANDCOM, membuat sebuah cicitan untuk memperingati Hari Kemenangan ke-100 Turki. Peringatan itu adalah tentang kekalahan besar tentara pendudukan Yunani di tangan Turki dalam Pertempuran Dumlupinar pada tahun 1922.

LANDCOM menghapus cicitan tersebut setelah Yunani mengajukan keluhan kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. LANDCOM mencicit pada hari Kamis sebuah unggahan baru untuk memberi selamat kepada Turki pada kesempatan Hari Kemenangan, dengan menyatakan, "Kami bersyukur memiliki Turki sebagai negara tuan rumah kami."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement