Ahad 04 Sep 2022 15:05 WIB

PBB Dorong Taliban Bentuk Pemerintahan Inklusif Agar Diakui Internasional

Belum ada negara manapun yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Pejuang dan pendukung Taliban merayakan ulang tahun pertama penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan, di depan Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, Rabu, 31 Agustus 2022. Taliban belum diakui sebagai representasi pemerintahan yang sah di Afghanistan oleh masyarakat internasional.
Foto: AP/Ebrahim Noroozi
Pejuang dan pendukung Taliban merayakan ulang tahun pertama penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan, di depan Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, Rabu, 31 Agustus 2022. Taliban belum diakui sebagai representasi pemerintahan yang sah di Afghanistan oleh masyarakat internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Wakil Kepala Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan Markus Potzel menyerukan Taliban agar membentuk pemerintahan inklusif. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar mereka memperoleh pengakuan internasional.

"Pertama-tama, pemerintahan harus memperoleh pengakuan domestik. Itu artinya berdasarkan pemilu, berdasarkan referendum, atau berdasarkan Loya-Jirga,” kata Potzel, dikutip laman Asian News International, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Loya jirga merupakan pertemuan tradisional tetua suku Afghanistan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkadang diadakan untuk memutuskan masalah kontroversial. Selain soal politik, Potzel turut menyoroti kondisi ekonomi dan sosial yang memburuk di Afghanistan dan merekomendasikan agar pemerintahan saat ini yang dijalankan Taliban harus memperhatikan hal tersebut.

"Situasi ekonomi dan sosial Afghanistan sangat lemah," ucapnya.

Potzel juga menyampaikan keprihatinannya karena kurangnya konstitusi di Afghanistan. "Kita lihat bahwa tidak ada rencana dan tidak ada konstitusi serta tidak ada hukum yang lain,” ujarnya.

Pekan ini, Taliban menyerukan masyarakat internasional untuk mengakui mereka sebagai representasi pemerintahan yang sah di Afghanistan. Seruan itu disampaikan saat Taliban memperingati satu tahun penarikan total pasukan Amerika Serikat (AS) dari negara tersebut.

"Pengalaman selama 20 tahun terakhir dapat menjadi panduan yang baik. Segala jenis tekanan serta ancaman terhadap rakyat Afghanistan dalam 20 tahun terakhir telah gagal dan hanya meningkatkan krisis," kata Taliban dalam sebuah pernyataan, Rabu (31/8/2022) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement