REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Program Pembangunan PBB (UNDP) mengatakan krisis global yang datang silih berganti menurunkan pembangunan manusia sebanyak lima tahun. Pertama kalinya sejak dibentuk tahun 1990 Indeks Pembangunan Manusia (HDI) turun dua tahun berturut-turut.
Pandemi Covid-19 dan perang Ukraina menurunkan HDI tahun 2020 dan 2021. Indeks ini mengukur harapan hidup, tingkat pendidikan dan standar hidup negara-negara di dunia.
"Dunia berebut merespons krisis yang datang silih berganti, kami telah melihatnya dengan krisis energi dan biaya hidup, sementara tergoda untuk fokus pada perbaikan cepat seperti mensubsidi bahan bakar fosil, taktik bantuan cepat sementara menunda perubahan sistemik jangka panjang yang harus kita lakukan," kata Administrator UNDP Achim Steiner, Kamis seperti dikutip Aljazirah, Kamis (8/9/2022).
"Secara kolektif kami lumpuh dalam membuat perubahan ini, di dunia yang didefenisikan pada ketidakpastian, kami harus memperbaharui rasa solidaritas global untuk mengatasi tantangan bersama yang saling terhubung," tambahnya.
Dalam laporan HDI, UNDP mengatakan selama bertahun-tahun indeks itu naik. Tapi mulai turun pada tahun 2020 dan berlanjut sampai musim semi tahun lalu, menghapus keberhasilan yang telah diraih selama lima tahun.
Pandemi virus korona menjadi faktor utama indeks itu turun. Tapi dalam laporan tersebut UNDP mengatakan kumpul krisis seperti krisis politik, keuangan dan yang berhubungan dengan perubahan iklim mempersulit masyarakat untuk pulih.
Sementara beberapa negara mulai pulih dari pandemi. Banyak negara lain seperti di Amerika Latin, Afrika, Asia Selatan dan Karibia bila keluar dari kesulitan ketika krisis baru menghantam: perang di Ukraina.
Steiner mengatakan meski dampak invasi Rusia ke Ukraina pada keamanan pangan dan energi belum dihitung pada indeks tahun ini. "Tak diragukan, perkiraan untuk tahun 2022 suram," katanya.