Rabu 14 Sep 2022 00:50 WIB

AS Desak Akhiri Bentrokan Azerbaijan-Armenia

AS mengaku prihatin dengan serangan di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan militer antara Azerbaijan dan Armenia. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan militer antara Azerbaijan dan Armenia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken menyerukan untuk segera mengakhiri permusuhan militer antara Azerbaijan dan Armenia. Desakan ini muncul menyusul bentrokan di perbatasan antara kedua negara.

"AS sangat prihatin dengan laporan serangan di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan, termasuk serangan yang dilaporkan terhadap permukiman dan infrastruktur sipil di dalam Armenia," kata Blinken dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/9/2022).

Baca Juga

"Seperti yang telah lama kami jelaskan, tidak akan ada solusi militer untuk konflik tersebut. Kami mendesak untuk segera mengakhiri permusuhan militer," ujarnya dikutip dari Anadolu Agency.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov melalui telepon pada Selasa (13/9/2022). Diskusi antara keduanya berfokus pada dugaan provokasi Armenia di perbatasan negara Azerbaijan-Armenia.

"Armenia harus menghentikan provokasinya dan fokus pada negosiasi damai dan kerja sama dengan Azerbaijan," kata Cavusoglu melalui akun Twitter.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan sebelumnya mengatakan, militer Armenia melakukan provokasi ekstensif di malam hari di perbatasan ke arah Dashkesan, Kalbajar, dan Lachin. Kelompok sabotase tentara Armenia meletakkan ranjau di darat dan jalan antara posisi tentara Azerbaijan di berbagai arah.

Akibat dari tindakan yang diambil oleh militer Azerbaijan untuk mengatasi situasi tersebut, bentrokan sengit pecah antara kedua pasukan. Kementerian Azerbaijan menambahkan bahwa ada korban di antara personel militer dari kedua belah pihak.

Hubungan antara bekas republik Uni Soviet ini telah tegang sejak 1991, ketika etnis Armenia menjadi pemimpin di wilayah Nagorno-Karabakh. Padahal wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Pada 2020, Azerbaijan berhasil merebut beberapa kota dan lebih dari 300 permukiman dan desa yang dikuasai oleh Armenia. Pertempuran tersebut dapat berakhir dengan kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/en/americas/us-calls-for-immediate-end-to-hostilities-on-azerbaijani-armenian-border/2683574
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement