REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktivis Greenpeace menyela pidato Perdana Menteri Inggris Liz Truss di sebuah konferensi Partai Konservatif di Birmingham pada Rabu (5/10/2022). Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan sebelum disingkirkan oleh pihak keamanan.
Dua pengunjuk rasa mengibarkan bendera kuning cerah dengan tulisan "Who Voted For This?" dan logo Greenpeace di atasnya saat Truss berbicara di atas panggung. Truss menghentikan pidatonya ketika para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan termasuk "Who voted for fracking?".
Petugas keamanan kemudian mengambil bendera mereka dan kedua pengunjuk rasa itu dibawa keluar ruangan diiringi dengan sorakan. Gangguan itu berlangsung sekitar satu menit. Truss menanggapi gangguan itu dengan tawa dan melanjutkan pidatonya.
"Nanti dalam pidato saya, teman-teman, saya akan berbicara tentang koalisi anti-pertumbuhan. Tapi saya pikir mereka tiba di aula agak terlalu dini," ujar Truss menanggapi tindakan aktivis Greenpeace.
Greenpeace membenarkan bahwa para aktivisnya telah menyela pidato itu, dengan tujuan untuk mencela perdana menteri. "Perdana menteri sedang memutarbalikkan (teknologi) fracking, aksi iklim yang kuat, dan perlindungan lingkungan terdepan di dunia."
Pemerintah Truss bulan lalu mencabut moratorium teknologi fracking di Inggris yang telah berlaku sejak 2019. Truss mengatakan, penguatan pasokan energi adalah "prioritas mutlak".
Banyak komunitas dan anggota parlemen dan kelompok lingkungan sangat menentang fracking. Truss mengatakan fracking hanya akan diizinkan terjadi di tempat yang mendapat dukungan masyarakat setempat.
Fracking atau teknologi hidrolika patahan adalah proses penambangan gas bumi dengan injeksi fluida tekanan tinggi secara horisontal ke lapisan batuan gas atau minyak. Media injeksi yang digunakan adalah air, pasir atau butiran keramik khusus dan cairan kimia.