Rabu 12 Oct 2022 17:35 WIB

Taiwan: China Kaji Konflik Ukraina untuk Kembangkan Strategi Perang Hibrida

China mengembangkan strategi “perang hibrida” melawan Taiwan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, pesawat Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan, Ahad, 7 Agustus 2022. Para ahli mengatakan banyak yang bisa diambil dari apa yang telah dilakukan, dan tidak dilakukan China, dalam latihan militer skala besar yang diadakannya sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, diikuti oleh latihan Taiwan sendiri dan Beijing mengumumkan lebih banyak manuver yang direncanakan.
Foto:

Pada 2-3 Agustus lalu, Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Saat bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Pelosi menegaskan dukungan Washington terhadap Taipei. Lawatan Pelosi tersebut memicu kemarahan China.

Menanggapi kunjungan Pelosi, Beijing menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Agustus lalu. Dalam latihan itu, China mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut. Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.

China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS, walaupun tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan karena tunduk pada kebijakan "Satu China", tetap mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman Negeri Tirai Bambu. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement