Kamis 13 Oct 2022 10:45 WIB

Saudi Tepis Kritik AS Soal Keputusan OPEC+

Keputusan OPEC+ bertujuan untuk melayani kepentingan konsumen dan produsen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang fotografer mengambil gambar ladang minyak Khurais selama tur untuk wartawan, 150 km timur-timur laut Riyadh, Arab Saudi, 28 Juni 2021. Pengurangan produksi minyak ada di meja ketika negara-negara penghasil minyak OPEC bertemu Rabu. Aliansi OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan Rusia menimbang pemotongan satu juta barel per hari atau lebih. Idenya adalah untuk meningkatkan harga minyak yang telah jatuh dari tertinggi musim panas lebih dari 100 dolar AS menjadi sekitar 80 dolar AS untuk AS. mentah.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Seorang fotografer mengambil gambar ladang minyak Khurais selama tur untuk wartawan, 150 km timur-timur laut Riyadh, Arab Saudi, 28 Juni 2021. Pengurangan produksi minyak ada di meja ketika negara-negara penghasil minyak OPEC bertemu Rabu. Aliansi OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan Rusia menimbang pemotongan satu juta barel per hari atau lebih. Idenya adalah untuk meningkatkan harga minyak yang telah jatuh dari tertinggi musim panas lebih dari 100 dolar AS menjadi sekitar 80 dolar AS untuk AS. mentah.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menolak pernyataan Amerika Serikat (AS)/yang mengkritik kerajaan setelah keputusan OPEC+ untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari. Saudi mengatakan, kritik itu tidak berdasar dan keputusan OPEC+ bertujuan untuk melayani kepentingan konsumen dan produsen.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan dan permintaan. Keputusan ini bertujuan untuk membatasi volatilitas pasar.

Baca Juga

OPEC+ adalah kelompok produsen yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus sekutu termasuk Rusia. OPEC + mengumumkan untuk memangkas target produksi setelah melakukan negosiasi dengan pejabat Amerika Serikat selama berminggu-minggu.  Amerika Serikat menuduh Arab Saudi tunduk kepada Moskow, yang menolak pembatasan harga minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.

photo
Keran difoto di sebuah pompa bensin di Frankfurt, Jerman, Rabu, 5 Oktober 2022. Aliansi OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan Rusia menimbang pemotongan satu juta barel per hari atau lebih. Idenya adalah untuk meningkatkan harga minyak yang telah jatuh dari tertinggi musim panas lebih dari $100 menjadi sekitar $80 untuk minyak mentah AS. - (AP Photo/Michael Probst)

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan, tujuan keputusan OPEC+ adalah murni karena alasan ekonomi. Pernyataan itu juga merujuk pada konsultasi dengan Amerika Serikat, ketika mereka diminta untuk menunda pemotongan selama sebulan.  

"Kerajaan (Saudi) mengklarifikasi melalui konsultasi berkelanjutan dengan pemerintah AS bahwa semua analisis ekonomi menunjukkan agar menunda keputusan OPEC+ selama sebulan, namun menurut apa yang telah disarankan (penundaan) akan memiliki konsekuensi ekonomi negatif," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.

Arab Saudi memandang hubungannya dengan Amerika Serikat sebagai "hubungna yang strategis". Saudi menekankan kepada Washington tentang pentingnya saling menghormati keputusan masing-masing.

Langkah OPEC+ telah meningkatkan kekhawatiran di Washington, karena kemungkinan harga bensin naik sebelum pemilihan paruh waktu pada November. Dalam pemilihan tersebut Partai Demokrat berusaha mempertahankan kendali mereka di House of Representative dan Senat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, ada konsekuensi bagi Arab Saudi ketika aliansi OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak. Biden menyatakan, AS akan segera mengambil tindakan atas keputusan tersebut.

 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement