Senin 17 Oct 2022 11:22 WIB

Korea Selatan Mulai Latihan Militer Tahunan

Latihan lapangan ini digelar saat Korut menggelar uji coba senjata.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang tentara Korea Selatan berjaga di dalam pos penjagaan militer di Paviliun Imjingak di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Jumat, 14 Oktober 2022. Pasukan Korea Selatan (Korsel) memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Seorang tentara Korea Selatan berjaga di dalam pos penjagaan militer di Paviliun Imjingak di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Jumat, 14 Oktober 2022. Pasukan Korea Selatan (Korsel) memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pasukan Korea Selatan (Korsel) memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk. Latihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pasukan Korsel dalam merespon ancaman rudal Korea Utara (Korut) digelar saat ketegangan terkait aktivitas militer masing-masing semakin memanas.

Kegiatan yang dijadwalkan selesai Sabtu (21/10/2022) merupakan latihan terbaru dari serangkaian latihan militer Korsel beberapa pekan terakhir. Termasuk aktivitas bersama Amerika Serikat (AS) dan Jepang.  

Baca Juga

Latihan lapangan ini digelar saat Korut menggelar uji coba senjata dalam kecepatan yang tidak biasanya pada tahun ini. Pyongyang menembakkan rudal jelajah jarak pendek dan ratusan artileri dekat perbatasan antara-Korea, Jumat (14/10/2022) lalu.

Korut geram pada Korsel dan aktivitas militer gabungannya, dengan menyebutnya provokatif dan mengancam akan mengambil tindak balasan. Seoul mengatakan latihan terbaru ini merupakan latihan rutin dan beroreintasi pada pertahanan.

Dalam pernyataannya Staf Gabungan Korsel mengatakan latihan Honguk merupakan latihan bersama pasukan AS yang akan fokus pada menjaga kesiagaan dan meningkatkan kemampuan pasukan dalam menggelar operasi gabungan.

"Pasukan akan menggelar manuver nyata malam dan siang hari dalam simulasi saat menghadapi nuklir, rudal dan berbagai ancaman Korut lainnya, sehingga mereka dapat menguasai kemampuan kinerja di masa damai dan perang dan memperkuat interoperabilitas dengan beberapa pasukan AS," katanya, Ahad (17/10/2022).

Ketegangan di Semenanjung Korea semakin memanas pekan lalu, setelah Korut menembakan rudal, lebih dari 500 selongsong artileri dan menerbangkan beberapa pesawat tempur dekat perbatasan laut antara dua negara Korea.

Seoul mengecam tindakan Pyongyang dan memberlakukan sanksi unilateral pertama dalam lima tahun terakhir. Korsel mengatakan Korsel melanggar pakta militer bilateral tahun 2018 yang melarang "tindakan bermusuhan" di daerah perbatasan.

Namun Korut menuduh militer Korsel meningkatkan ketegangan dengan menembakan artilerinya sendiri.

Anggota parlemen Korsel mengatakan Korut telah menyelesaikan persiapan atas apa yang akan menjadi uji coba rudal pertama sejak 2017 dan mungkin akan digelar antara usai kongres lima tahunan Partai Komunis Cina yang dimulai Ahad kemarin dan pemilihan Kongres AS pada 7 November.

Namun sejumlah pakar menilai uji coba tidak akan digelar sampai kongres Partai Komunis berakhir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement