Selasa 25 Oct 2022 13:32 WIB

Ketua Partai Komunis Vietnam Dijadwalkan Berkunjung ke Beijing

Nguyen Phu Trong akan mengunjungi China atas undangan Presiden Xi Jinping

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ketua Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, Nguyen Phu Trong akan mengunjungi China pekan depan atas undangan Presiden Xi Jinping.
Foto: AP/An Van Dang/VNA
Ketua Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, Nguyen Phu Trong akan mengunjungi China pekan depan atas undangan Presiden Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Ketua Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, Nguyen Phu Trong akan mengunjungi China pekan depan atas undangan Presiden Xi Jinping. Ini adalah perjalanan luar negeri yang jarang dilakukan oleh Nguyen.

Pemerintah Vietnam mengatakan, Nguyen dijadwalkan mengunjungi Beijing pada 30 Oktober hingga 2 November. Namun pemerintah tidak menjelaskan lebih lanjut tentang maksud kunjungan Nguyen. Rencana kunjungan Nguyen juga dilaporkan di media pemerintah China pada Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Pada Ahad (23/10/2022), Nguyen mengirim ucapan selamat kepada Xi atas masa jabatan ketiganya. Nguyen mengungkapkan harapan untuk memperkuat kepercayaan politik, dan menetapkan arah yang bagus untuk pengembangan masa depan hubungan antara kedua negara.

China adalah mitra dagang terbesar Vietnam dan sumber utama impor bahan mentah dan mesin untuk sektor manufaktur penting. Perdagangan bilateral keduanya naik 10,2 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini dari tahun sebelumnya menjadi 132,38 miliar dolar AS.

Kedua tetangga memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan dan perselisihan teritorial, termasuk atas pulau dan perairan di Laut China Selatan. Serupa dengan Xi, Nguyen juga tetap menjabat sebagai ketua partai lebih dari dua dekade. Dia punya pengaruh kuat di sebuah partai yang secara tradisional diatur oleh konsensus di antara politbiro dan komite pusat yang kuat.

Nguyen terakhir kali melakukan perjalanan ke luar negeri ketika mengunjungi Rusia. Vietnam dan China termasuk di antara lima negara komunis terakhir di dunia, bersama dengan Kuba, Laos, dan Korea Utara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement