Selasa 15 Nov 2022 23:15 WIB

Peneliti AS: Semakin Banyak Ponsel dan Jaringan WiFi di Korut

Jumlah pengguna telepon genggam di Korut naik antara 6,5 sampai 7 juta

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Wifi
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wifi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti Amerika Serikat (AS) Martyn Williams dan Natalia Slavney dari program 38 North Stimson Center di Washington mengatakan lebih dari 7 juta warga Korea Utara (Korut) menggunakan telepon genggam setiap hari. Jaringan WiFi juga bertambah banyak dalam beberapa tahun terakhir.

Para peneliti mengatakan naiknya penggunaan telepon genggam menjadi perangkat utama untuk aktivitas pasar di negara terisolasi tersebut. Para peneliti mengatakan temuan ini berdasarkan analisa citra satelit dan survei sekitar 40 pembelot yang melarikan diri dari Korut dari tahun 2017 sampai 2021.

Peneliti mengatakan sejak layanan jaringan 3G diperkenalkan pada 2008 lalu jumlah pengguna telepon genggam naik antara 6,5 sampai 7 juta atau lebih dari seperempat dari 25 juta populasi Korut.

"Lebih dari 90 persen orang yang berpartisipasi dalam survei melaporkan mereka menggunakan telepon genggam setiap hari, dan sebagian besar sambungan telepon dilakukan dengan kerabat dan pedagang," kata Slavney dalam konferensi pers, Selasa (15/11/2022).

Mereka menunjukkan estimasi cakupan peta jaringan seluler Korut dengan mengidentifikasi stasiun jaringan, antena, dan panel surya lewat citra satelit. Williams mengatakan citra-citra itu menunjukkan layanan tidak hanya tersedia di kota-kota tapi juga "jauh di pendalaman desa."

"Cakupan seluler masih meluas, terkadang kami menemukan stasiun jaringan di mana ketika anda lihat dua tahun yang lalu tidak ada antena di sana," katanya.

Williams menambahkan jaringan kuno 3G dan pembatasan investasi asing untuk memperbaharuinya karena sanksi-sanksi atas program senjata memicu jaringan WiFi meluas lebih cepat  ke seluruh negeri.

Ia menambahkan jaringan WiFi tidak menyediakan akses internet tapi koneksi ke layanan domestik. Terutama basis data ilmiah bagi komunitas peneliti.

Para peneliti mengatakan jeleknya infrastruktur artinya hanya sedikit jaringan telepon rumah. Sehingga telepon genggam mengisi celah tersebut dan memberikan perangkat penting untuk berpartisipasi dalam ekonomi pasar yang mana menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak orang.

Beberapa tahun terakhir sektor swasta telah mengambil alih peran aktor utama perekonomian dari pemerintah. Sistem penjatahan ambruk dan pemimpin Kim Jong Un mengizinkan pasar yang dilarang ayahnya.

"Dalam lima sampai 10 tahun terakhir, kenaikan ekonomi dan pasar swasta merupakan perubah terbesar di Korut, di satu sisi salah satu pilar pasar ekonomi adalah ketersediaan telepon dan pesan singkat," kata Williams.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement