REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, neganya memerlukan dana darurat sekitar 800 juta euro untuk sektor energinya. Hal itu disampaikan dalam sebuah konferensi bantuan internasional untuk Ukraina yang digelar di Paris, Prancis, Selasa (13/12/2022).
Zelensky mengatakan, dia menyadari dana sebesar 800 juta euro yang dibutuhkan Ukraina untuk sektor energinya sangat tinggi. “Tapi biayanya lebih kecil daripada biaya pemadaman potensial. Saya harap keputusan (konferensi) akan dibuat sesuai,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, saat ini Ukraina membutuhkan trafo, peralatan untuk memperbaiki kabel listrik tegangan tinggi yang rusak, serta generator dan turbin gas. “Generator telah menjadi sama pentingnya dengan kendaraan lapis baja dan jaket antipeluru,” ujar Zelensky.
Selain itu, Zelensky turut menyampaikan bahwa Ukraina membutuhkan pasokan dua miliar meter kubik gas untuk melewati musim dingin. “Karena penghancuran pembangkit listrik kami oleh serangan teror, kami perlu menggunakan lebih banyak gas musim dingin ini dari yang diperkirakan,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Cathrine Colonna mengatakan, negara-negara dan lembaga donor yang berkumpul dalam konferensi di Paris telah menjanjikan bantuan senilai sekitar 1 miliar euro untuk membantu Ukraina selama musim dingin. “Ini adalah bantuan atau hadiah. Ini bukan pinjaman,” ucapnya.
Dari 1 miliar euro yang dijanjikan, sekitar 400 juta di antaranya, akan dialokasikan untuk sektor energi Ukraina. "Kita tidak bisa meninggalkan mereka (Ukraina) sendirian menghadapi musim dingin, menghadapi agresor mereka yang berusaha menimbulkan kesulitan pada mereka," kata Colonna.
Colonna pun mengonfirmasi peluncuran “Paris Mechanism”, yakni sebuah platform untuk mengoordinasikan bantuan sipil bagi Ukraina. Lewat platform tersebut, para donor dimungkinkan melihat hal apa yang dibutuhkan Ukraina, termasuk janji bantuan dari negara lain untuk Kiev.