Kamis 22 Dec 2022 14:52 WIB

Pasukan Rusia Berusaha Merangsek Masuk ke Bakhmut

Presiden Putin akan memberikan apapun yang dibutuhkan pasukan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat, 16 Desember 2022. Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerang target-target di wilayah Zaporizhzhia.
Foto: AP/LIBKOS
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat, 16 Desember 2022. Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerang target-target di wilayah Zaporizhzhia.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKHMUT -- Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerang target-target di wilayah Zaporizhzhia. Moskow tampaknya berusaha merangsek maju ke garis pertahanan di Kota Bakhmut dan Avdiivka, titik pertempuran di wilayah Donetsk.

"Setiap hari terdapat sekitar tujuh sampai 10 percobaan untuk menyerbu masuk ke posisi kami, dan itu juga terjadi di malam hari," kata komandan batalion "Kemerdekaan" Ukraina, Petro Kuzyk yang membantu mempertahankan Bakhmut di situs Espreso TV, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga

"Mereka tidak akan bisa merebut Bakhmut, tapi bila mereka merebut wilayah di atasnya dan memasang artileri dan memotong jalur logistik artileri kami, maka itu akan membuat situasi semakin sulit," tambah Kuzyk.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji memberikan apa pun yang dibutuhkan militernya dalam perang yang sudah berlangsung selama 10 bulan. Ia juga mendukung rencana untuk meningkatkan ukuran angkatan bersenjata 30 persen lebih.

Sementara itu sebelumnya dilaporkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bantuan Amerika Serikat (AS) merupakan investasi pada demokrasi dan "bukan sumbangan" seperti yang Washington lakukan saat berperang melawan Nazi di Perang Dunia II. Ia mendesak AS mengirimkan bantuan lebih banyak ke negaranya.

Hal ini disampaikan saat Zelenskyy berkunjung ke Kongres AS. Saat beberapa anggota Partai Republik mulai menyuarakan skeptisisme untuk mengirimkan lebih banyak bantuan ke Ukraina. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement