REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengapresiasi posisi konstruktif dan kesiapan Arab Saudi untuk membantu proses penyelesaian konflik di Ukraina. Apresiasi itu disampaikan ketika Lavrov melakukan percakapan via telepon dengan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, Rabu (28/12/2022).
“Sergey Lavrov memberi pengarahan kepada Faisal bin Farhan Al-Saud tentang aspek-aspek tertentu dari situasi di Ukraina dalam hal operasi militer khusus Rusia. Dalam hal ini, Rusia memuji posisi konstruktif dan kesiapan kepemimpinan Saudi untuk melakukan upaya menemukan cara untuk menyelesaikan masalah kompleks terkait untuk perkembangan di Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Selain itu, Lavrov dan Pangeran Faisal turut membahas kerja sama bilateral Rusia-Saudi. “Perhatian khusus diberikan kepada kebutuhan untuk melanjutkan interaksi konstruktif dalam kelompok OPEC+,” kata Kemenlu Rusia.
Pemerintah Arab Saudi juga merilis pernyataan terkait percakapan telepon antara Lavrov dan Pangeran Faisal. Selain kerja sama bilateral, Lavrov dan Pangeran Faisal disebut turut membahas perkembangan isu regional serta internasional terkini.
"Kedua menteri juga membahas perkembangan terbaru terkait krisis di Ukraina, dan Yang Mulia (Pangeran Faisal) menekankan upaya berkelanjutan Kerajaan (Saudi) di antara semua pihak dan dukungannya untuk upaya internasional yang bertujuan menyelesaikan krisis secara politik," kata pernyataan itu, dikutip laman Al Arabiya.
Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama 10 bulan. Pada 25 Desember lalu atau tepat ketika perayaan Natal, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menyampaikan bahwa negaranya siap bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat untuk menghentikan konflik di Ukraina. Menurutnya, keputusan untuk berunding memang perlu diambil guna melindungi warga Rusia.
"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka. Bukan kami yang menolak untuk bernegosiasi, mereka yang menolak," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia.
Meski terkesan melunak, Putin yakin tawaran negosiasi adalah hal yang tepat. “Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami,” ucapnya.