Selasa 10 Jan 2023 01:10 WIB

Hasrat Malaysia Berinvestasi di IKN Nusantara

Hasrat itu disuarakan oleh 10 perusahaan Malaysia melalui 11 letter of intent (LoI).

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kanan) memeriksa pasukan kehormatan dengan Presiden Joko Widodo pada pertemuan mereka di istana kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Senin (9/1/2023).
Foto:

Proyek pembangunan IKN secara keseluruhan bernilai Rp466 triliun dan ditargetkan rampung pada tahun 2045, sejalan dengan pembangunan menuju cita-cita Indonesia Maju 2045.

Dalam kesempatan berbeda, Basuki mengatakan kebutuhan anggaran untuk membangun infrastruktur dasar IKN Nusantara untuk periode 2022-2024 mencapai Rp43,73 triliun.

Pada akhir November 2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang juga mengadakan Forum Investasi Indonesia di Penang, Malaysia, yang bertujuan memberikan gambaran terkini tentang peluang investasi di Indonesia.

Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan investor Malaysia asal Penang tersebut, selain fokus memaparkan potensi investasi di Sumatera Utara, Asisten Deputi untuk Strategi dan Percepatan Kebijakan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Ferry Akbar Pasaribu juga memaparkan potensi investasi di IKN Nusantara.

Kedekatan

Salah satu urgensi Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia, termasuk di kawasan timur. Pemindahan ibu kota di luar Pulau Jawa diharapkan mendorong perdagangan antar-wilayah, mendorong investasi di IKN dan provinsi sekitarnya.

Letak IKN Nusantara di Kalimantan Timur yang berada di Pulau Kalimantan tentu tidak saja memberikan dampak bagi empat provinsi lain di sana, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Malaysia dan Brunei Darussalam yang berada di pulau yang sama tentu akan ikut terdampak.

Jika ditarik garis dari peta memang jarak Nusantara di Kalimantan Timur dengan Kota Kinabalu di Sabah maupun Kuching di Sarawak sama-sama sekitar 800 kilometer, sedangkan Brunei Darussalam sekitar 700 km.

Maka jika keberadaan Pan Borneo Highway dan Trans Kalimantan sepanjang total 5.324 km terhubung, itu akan menjadi nadi yang berperan besar memacu aliran pertumbuhan ekonomi di setiap titik yang dilewati di tiga negara. Terlebih ketika IKN Nusantara telah bergeliat.

Meski demikian, tentu jalur-jalur konektivitas lainnya yang memberikan kecepatan dan keamanan untuk menghubungkan tiga negara di sana juga menjadi semakin penting untuk dikembangkan.

Dalam sebuah diskusi Majelis Reboan yang diadakan Pengurus Pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia yang kala itu mengangkat tema 'Prospek Politik dan Masa Depan Kepemimpinan Melayu di Era Perdana Menteri Anwar Ibrahim: Peluang dan Tantangan', Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia Prof.Sonny Zulhuda menyampaikan tiga hal, yang salah satunya dilihat dari perspektif hubungan regional.

Ia mengatakan mengingat ke depan sudah menjadi pilihan bersama untuk bergerak secara kolektif, seperti halnya Eropa atau negara-negara teluk, saatnya ASEAN merajut kembali kekuatannya melalui tokoh-tokoh pemimpin yang bisa diterima lintas batas.

Menurut dia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan kharisma istimewa yang dimiliki, cukup kuat untuk menjadi simbol kekuatan bagi gerakan regional. "Nah, saya harap Pak Anwar bisa membangkitkan itu lagi dengan para koleganya dari berbagai negara. Tadi sudah disebutkan bagaimana kedekatan beliau dengan Sultan Hassanal Bolkiah dan pemimpin-pemimpin Indonesia. Saya rasa ini bisa direkapitulasi," ujar Sonny.

Hasrat Malaysia untuk Nusantara semoga dapat menjadi pembuka dari pendekatan positif untuk bergerak secara kolektif merajut kekuatan regional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement