REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Kementerian Dalam Negeri Palestina yang dikelola Hamas menyampaikan, populasi daerah Jalur Gaza telah mencapai 2.375.259 juta orang pada akhir 2022.
Sebagian besar orang ini menderita akibat blokade illegal dan beberapa kali agresi yang dilancarkan Israel.
"Sekitar 50,7 persen (1.204.986) dari populasi adalah laki-laki, sedangkan perempuan berjumlah 49,3 persen dari warga Gaza (1.170.273)," kata Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataan pers seperti dilansir The New Arab, Selasa (10/1/2023).
"Dari tahun ke tahun, kantong pesisir mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah orang, meski faktanya kebanyakan dari mereka menderita kemiskinan, pengangguran, serta kerawanan pangan, akibat blokade Israel," tambah kementerian tersebut.
Sejak 2007, warga Palestina di Gaza menderita kondisi hidup yang sangat sulit akibat blokade Israel di daerah kantong pantai setelah Hamas, yang memenangkan pemilihan legislatif, merebut wilayah itu dari Fatah.
Kini jumlah bayi di Jalur Gaza juga mengalami peningkatan. "Terlepas dari kenyataan bahwa penduduk setempat hidup dengan layanan dasar minimum atau kurang sebagai eksaserbasi krisis kemanusiaan, ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah bayi yang baru lahir," kata Mohammed Eliyan, seorang tenaga medis keluarga berencana di pusat medis al-Nusirat milik UNRWA.
Di pusat medis UNRWA, kata Eliyan, mereka telah mengadopsi program keluarga berencana untuk mendorong para ibu agar tidak melahirkan banyak bayi untuk memastikan [bayi baru] memiliki hak mereka untuk hidup normal dan sehat.
"Terkadang, kami menemukan ada beberapa reaksi positif dari para ibu, tetapi di lain waktu kami menghadapi beberapa kendala terutama dari mereka yang memiliki dua atau tiga bayi," katanya.
Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni
Alaa Mashaal, seorang ibu tiga anak yang tinggal di Gaza, adalah seorang ibu dalam kemiskinan yang secara teratur menghadapi banyak tantangan dalam menyediakan kebutuhan dasar bagi anak-anaknya.
"Kami tidak bisa berhenti melahirkan bayi kami karena kami memiliki tradisi sosial memiliki banyak anak dalam keluarga yang sama," Saya benar-benar berjuang untuk membesarkan bayi saya dan bahkan membiarkan mereka hidup pada tingkat yang stabil," kata kata ibu berusia 25 tahun itu.
Sekitar 64 persen populasi di Gaza berada dalam kemiskinan, dengan 33 persen populasi dalam kemiskinan ekstrem, dan 57 persen mengalami kerawanan pangan, menurut statistik resmi yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).