REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Pada 16 Januari 1979, Shah (Raja) Iran Mohammed Reza Pahlevi beserta sang istri meninggalkan Iran usai gelombang protes terhadap rezimnya berkecamuk di seluruh negeri selama berbulan-bulan. Ia bersama Permaisuri Farah meninggalkan Teheran dan terbang ke Aswan, Mesir.
Seperti dilansir laman BBC History, Senin (16/1/2023), tiga anak bungsu Shah Iran diterbangkan ke Amerika Serikat (AS) sehari sebelumnya. Laporan resmi mengatakan, Shah pergi untuk liburan dan perawatan medis.
Selama beberapa bulan terakhir, Iran mengalami peningkatan jumlah bentrokan kekerasan antara pasukan keamanan dan demonstran anti-Shah. Oposisi terhadap Shah bersatu di bawah gerakan tradisionalis Muslim yang dipimpin oleh pemimpin spiritual utama Iran, Ayatollah Ruholla Khomeini dari pengasingan di Prancis.
Seruan kembalinya Ayatollah menggema. Sedangkan kepergian Shah disambut dengan perayaan massal di seluruh Iran.
Ekspatriat Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang tinggal di Iran dianggap sebagai simbol westernisasi. Mereka sering menjadi sasaran serangan. Ribuan telah meninggalkan negara itu.
Shah adalah tokoh yang mempertahankan kebijakan luar negeri pro-Barat dan mendorong perkembangan ekonomi di Iran. Shah mendapat kekuasaan dari ayahnya, yang mendirikan Dinasti Pahlevi.
Sejak November 1978, massa Iran memprotes hingga pada akai oemogokan di seluruh negeri. Pemerintah Barat, seperti AS, Inggris, dan Jerman Barat, terus menyatakan dukungannya kepada Shah.
Shah menunjuk pemerintahan militer baru pada awal November 1978. Tapi gagal membendung gelombang dukungan yang meningkat untuk Ayatollah.
Awal bulan Januari dia menunjuk perdana menteri baru, Shapur Bahktiar. Kendati begitu, Ayatollah mendeklarasikan Dewan Islam Revolusioner untuk menggantikan pemerintahan ilegal Shah Iran. Kemudian, Bahktiar meyakinkan Shah bahwa sudah waktunya untuk pergi.
Mohammed Reza Pahlevi mengakhiri kekuasaannya selama lebih dari 37 tahun (16 September 1941 -11 Februari 1979). Ia adalah raja terakhir di Persia. Sistem monarki berakhir dan Iran menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Ruhollah Khomeini.
Dalam sejarahnya, Shah tidak pernah kembali ke Iran. Dia meninggal di pengasingan di Mesir pada 1980.
Ayatollah Khomeini kembali ke Iran pada 1 Februari 1979 setelah 14 tahun pengasingan. Dia merombak pemerintahan Bahktiar pada 11 Februari. Setelah referendum, ia mendeklarasikan Republik Islam pada 1 April.