Rabu 18 Jan 2023 22:03 WIB

Keluarga Korban Pesawat ATR72 di Nepal Protes Lambatnya Proses Autopsi

Kemarin tim penyelamat mengerahkan drone untuk membantu proses pencarian korban.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Tenaga medis menyiapkan jenazah korban untuk diangkut ke Kathmandu, di Pokhara, Nepal, Selasa, 17 Januari 2023. Pihak berwenang Nepal pada Selasa mulai mengembalikan jenazah korban penerbangan yang jatuh pada Minggu kepada keluarga, dan mengatakan mereka mengirim perekam data pesawat ke Prancis untuk dianalisis saat mereka mencoba menentukan apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.
Foto: AP/Yunish Gurung
Tenaga medis menyiapkan jenazah korban untuk diangkut ke Kathmandu, di Pokhara, Nepal, Selasa, 17 Januari 2023. Pihak berwenang Nepal pada Selasa mulai mengembalikan jenazah korban penerbangan yang jatuh pada Minggu kepada keluarga, dan mengatakan mereka mengirim perekam data pesawat ke Prancis untuk dianalisis saat mereka mencoba menentukan apa yang menyebabkan kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU – Keluarga para korban jatuhnya pesawat ATR72 milik Yeti Airlines di Nepal memprotes lambatnya proses autopsi jenazah oleh otoritas negara tersebut. Mereka mendesak agar otoritas Nepal segera menyerahkan jasad para korban untuk dikebumikan.

“Sudah empat hari, tapi tidak ada yang mendengarkan kami,” kata Madan Kumar Jaiswal yang menunggu di luar Institut Kedokteran Universitas Tribhuvan, Rabu (18/1/2023). Dia merupakan kerabat dari salah satu korban tewas dalam insiden jatuhnya pesawat ATR72.

Baca Juga

Jaiswal mengatakan, dia ingin autopsi dilakukan dengan cepat. Dengan demikian keluarga bisa segera menerima jenazah orang yang mereka cintai. Ashok Rayamgi, ayah dari salah satu korban lainnya, mendesak hal serupa. “Mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan tes DNA. Putri saya sudah meninggal,” ujar Rayan.

Otoritas Nepal tidak mengomentari proses autopsi yang masih berlangsung. Namun beberapa jenazah dilaporkan terbakar parah. Seluruh penumpang pesawat ATR72 milik Yeti Airlines yang jatuh di lereng bukit Pokhara pada Ahad (15/1/2023) lalu kemungkinan besar tewas. Tim penyelamat telah menemukan 71 jenazah dari total 72 orang yang berada di pesawat tersebut.

“Tidak ada kemungkinan untuk menemukan orang yang selamat. Kami telah mengumpulkan 71 mayat sejauh ini. Pencarian yang terakhir akan dilanjutkan,” kata Tek Bahadur KC, seorang pejabat tinggi distrik di Pokhara, Rabu (18/1/2023).

Seorang petugas polisi di lokasi pencarian, Ajay KC mengungkapkan, proses identifikasi jenazah masih sukar dilakukan. Sebab insiden jatuhnya pesawat membuat kondisi jenazah cukup terkoyak. “Sampai tes rumah sakit menunjukkan 72 jenazah, kami akan terus mencari orang terakhir,” ucapnya.

Pada Selasa (17/1/2023), tim penyelamat mengerahkan pesawat nirawak (drone) untuk membantu proses pencarian korban. Drone tersebut turut menyusuri ngarai tempat jatuhnya pesawat ATR72 milik Yeti Airlines. “Tidak ada yang tersisa di sana. Tapi pencarian akan terus berlanjut,” ujar Gurudutt Ghimire, seorang pejabat yang terlibat dalam operasi pencarian.

Pada Senin (16/1/2023) lalu, tim pencari berhasil menemukan kotak hitam pesawat ATR72 Yeti Airlines. Seorang pejabat bandara Kathmandu, Teknath Sitaula, mengatakan, perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari ATR72 yang jatuh ditemukan dalam kondisi baik. “Mereka terlihat bagus dari luar,” ucapnya.

Penemuan itu diharapkan membantu mempercepat proses penyelidikan tentang penyebab jatuhnya pesawat. Pemerintah Nepal telah membentuk panel untuk menyelidiki insiden tersebut. Mereka diharapkan memaparkan laporannya dalam waktu 45 hari.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement