REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Genaro Garcia Luna, mantan menteri keamanan publik Meksiko yang didakwa menerima suap jutaan dolar dari kartel narkoba di negaranya, menjalani persidangan di pengadilan Brooklyn, Amerika Serikat (AS), Selasa (17/1/2023). Garcia Luna disuap agar mempermudah kartel mengirim dan mendistribusikan narkobanya.
Jaksa penuntut umum (JPU) mengatakan, Garcia Luna telah menerima suap puluhan juta dolar dari Kartel Sinaloa. "Saat memegang jabatan publik, (García Luna) menggunakan posisi resminya untuk membantu Kartel Sinaloa dengan imbalan suap jutaan dolar," tulis Jaksa Penuntut AS Breon Peace dalam pengajuan pengadilan pekan lalu.
Menurut Peace, sebagai imbalan atas suap, García membuka 'jalan aman' bagi Kartel Sinaloa untuk mendistribusikan narkobanya. Tak hanya itu, dia pun membocorkan informasi sensitif jika ada penyelidikan terkait kartel. Garcia juga memberikan informasi tentang kartel pesaing Kartel Sinaloa.
“Di persidangan, pemerintah mengharapkan banyak saksi, termasuk beberapa mantan anggota tinggi Kartel Sinaloa, akan bersaksi tentang suap yang dibayarkan kepada terdakwa sebagai ganti perlindungan,” kata Peace.
Persidangan terhadap Garcia diagendakan berlangsung selama delapan pekan. Pemilihan juri berlanjut pada Rabu (18/1/2023). Meski telah ditangkap sejak 2019 kemudian dipindahkan ke AS, Garcia dilaporkan masih menikmati uang hasil suapnya.
Garcia mengaku tidak bersalah atas tuduhan penyelundupan narkoba dan tindakan kriminal berkesinambungan yang dilayangkan padanya. Namun dia dapat diganjar hukuman puluhan tahun penjara jika terbukti bersalah.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador menyambut baik persidangan terhadap Garcia yang diperkirakan akan mengungkap korupsi dalam pemerintahan mantan presiden Felipe Calderon. Obrador menuduh Calderon merampas kursi kepresidenannya pada tahun 2006.
“Selama beberapa dekade, elite politik Meksiko, dari semua partai, telah berusaha dengan segala cara agar menteri keamanan, jenderal, komandan polisi, sekretaris dalam negeri, serta pejabat tinggi diadili dan dipenjarakan di Meksiko. Semua itu untuk menghindari mereka memberikan informasi tentang hubungan antara kartel narkoba dan politisi. Persidangan García Luna di AS putus dengan pola itu,” kata analis keamanan Meksiko David Saucedo.
Pada 5 Januari lalu, Meksiko dibekap huru-hara setelah menangkap Ovidio Guzman-Lopez (32 tahun). Dia adalah putra dari gembong kartel Joaquin “El Chapo” Guzman yang sudah divonis hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan AS. Sebanyak 19 anggota kartel dan 10 anggota pasukan keamanan tewas dalam baku tembak setelah Ovidio “El Raton” Guzman ditangkap.
Menteri Pertahanan Meksiko Luis Cresencio Sandoval mengatakan, penangkapan Ovidio merupakan pukulan besar yang diberikan otoritas Meksiko terhadap jaringan kartel. Berikut profil Ovidio Guzman-Lopez yang juga menyandang julukan “The Mouse”.
Pada 2012, Departemen Keuangan AS menunjuk Ovidio dan adiknya yang lain, Ivan, sebagai tokoh kunci dalam kartel Sinaloa. Deplu AS mengungkapkan, setelah El Chapo ditangkap dan diekstradisi ke AS pada 2017, Ovidio mengambil alih kepemimpinan kartel Sinaloa bersama tiga saudara laki-lakinya.
Guzmán-López bersaudara mengawasi 11 laboratorium narkoba di Sinaloa yang memproduksi 3.000 hingga 5.000 pon metamfetamin murni setiap bulan. Metamfetamin dijual grosir ke distributor di AS dan Kanada. Otoritas AS sempat merilis pengumuman berisi penawaran hadiah sebesar 5 juta dolar bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan Ovidio.
Selain narkoba, menurut Deplu AS, Ovidio juga terlibat dalam kasus pembunuhan. Korbannya adalah para informan dan pengedar. Ovidio juga dituding mendalangi pembunuhan penyanyi populer Meksiko yang menolak tampil di acara pernikahannya. Dia menikah dengan Adrina Meza Torres yang dijuluki “Queen of the Sinaloa Cartel”.
Pada 2019, otoritas Meksiko telah berhasil menangkap Ovidio. Sama seperti penangkapan 5 Januari lalu, kala itu baku tembak antara pasukan keamanan dan anggota kartel berlangsung sengit. Sebanyak delapan orang tewas dan lebih dari 20 lainnya mengalami luka-luka. Konfrontasi bersenjata yang terjadi ketika penangkapan Ovidio pada 2019 lalu dikenal sebagai Pertempuran Culiacan atau “El Culiacanazo”.
Karena jumlah pasukan keamanan Meksiko kalah dengan anggota kartel, Presiden Meksiko Manuel Lopez Obrador mengambil keputusan kontroversial dan menuai kritik luas. Dia memerintahkan agar Ovidio dibebaskan. “Penangkapan satu penjahat tidak bisa lebih berharga daripada nyawa orang-orang,” ucapnya kala itu.
Setelah dibebaskan, Seorang pengacara keluarga Guzman berjanji akan menanggung biaya mereka yang terluka dan terbunuh.